Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Oplosan Versus Blending Hasilnya Sama, Menipu Negara dan Rakyat

 Diduga Sebagai Raja Jawa, Adian Nilai Jokowi Tinggalkan Jejak Suram di  Penghujung Masa Jabatan

Repelita Jakarta - Tradisi mengecoh dan mengelabui rakyat serta negara oleh para koruptor rupanya tak hanya terhenti pada persekongkolan jahat di antara mereka, tetapi juga merebak kepada istilah-istilah yang digunakan. Senyum, diam, dan tidak merasa bersalah adalah bagian dari drama para koruptor ini.

Adian Radiatus menegaskan bahwa angka yang dikorupsi sudah jelas, mendekati seribu triliun, dan gerombolan tersangka yang hingga saat ini berjumlah enam pelaku juga terborgol berkat kepiawaian tim Kejaksaan Agung dalam membongkar kasus ini. Skor sementara menunjukkan bahwa negara atau pemerintah yang diwakili oleh Jaksa Agung menang telak melawan para koruptor level elite ini. Namun, dari pengakuan-pengakuan para tersangka, tampaknya masih ada pengarah sejenis "godfather" yang bertindak sebagai sutradara di atas mereka.

Menurut Adian, meskipun demikian, apakah Jaksa Agung akan mampu menembus barikade level konspirasi ini dan mengungkap titik kulminasi penghianatan keuangan terbesar terhadap rakyat dan negara? Ini adalah pertanyaan yang masih menggantung.

Adian juga menyatakan bahwa pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, menyatakan bahwa para pejabat negara, baik yang langsung maupun tidak langsung, serta pejabat birokrasi di mana pun berada, harus difilter melalui program pembekalan yang diprakarsai oleh Presiden secara langsung, setara dengan program yang diberikan kepada para Menteri dan Kepala Daerah.

Sifat mental koruptif, baik dalam skala individu maupun kolaborasi antar pejabat, sangat membahayakan jika terus berlanjut dan menular ke generasi berikutnya. Pembekalan karakter anti-korupsi harus melibatkan pemateri yang tidak hanya menguasai EQ tetapi juga SQ, mengingat semakin meluasnya pengaruh virus mencuri ini.

Adian menambahkan bahwa para pejabat tersebut menghidupi keluarga-keluarga mereka dari uang rakyat, menghianati negara, dan menyebabkan penderitaan bagi tatanan kehidupan bangsa secara nyata. Dengan perbuatan yang sangat tercela ini, bagaimana mereka akan menebusnya kelak, bahkan oleh keturunan penikmat kejahatan negara seperti itu?

Menurut Adian, jika istilah oplosan dan blending alias mencampur masih digunakan sebagai alasan teknis yang kemungkinan mengkambinghitamkan petugas di bagian produksi dan terkait lainnya, ini adalah kebiasaan dari para penjahat dan oknum penegak hukum yang terkontaminasi. Padahal, baik oplosan maupun blending yang mengakali tanggung jawab kepada pemakainya, yakni rakyat, hasilnya sama saja: menipu negara dan rakyat. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved