Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kontras Putra Mahkota Keraton Solo dan Gibran: Dinasti atau Republik?

 

Repelita Jakarta - Pernyataan putra mahkota Keraton Solo, KGPAA Hamangkunegoro, yang mengungkapkan penyesalan atas bergabungnya Keraton Solo ke Republik Indonesia dinilai memiliki makna mendalam tentang kecintaan terhadap negara.

Pernyataan tersebut menarik perhatian banyak pihak, termasuk pengamat politik Rocky Gerung, yang menilai sikap itu muncul dari pemikiran yang jernih dalam memahami esensi republik.

“Kita balik pada persoalan kemampuan anak muda dari Keraton Surakarta untuk menilai keadaan, sementara ada anak muda lain yang potretnya ada di sebelah kiri Presiden Prabowo di semua gedung itu tidak mampu untuk mengolah semacam batin kesadaran kebudayaan, tidak mampu untuk melihat perspektif tentang apa yang disebut hidup dalam republik,” ujar Rocky dalam kanal YouTube pribadinya, Minggu malam.

Anak muda yang dimaksud Rocky adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Gibran, yang merupakan putra mantan Presiden RI, dianggap justru memanfaatkan kedinastiannya untuk meraih kekuasaan, berbeda dengan putra mahkota Keraton Solo yang memiliki sikap menjaga marwah Indonesia sebagai negara republik.

“Jadi kita melihat bahwa ada kontras antara seseorang yang justru hidup dalam sistem kerajaan menginginkan ada kehidupan republik yang bermutu, sementara ada seorang putra Raja Jawa yang justru menginginkan adanya pewarisan politik secara dinasti,” beber Rocky.

“Jadi kita lihat kontras itu, sinisme akan muncul, tapi begitu banyak orang yang merasa anak-anak muda ini mengerti bahwa Indonesia harus diurus dengan sistem berpikir yang maksimal,” tambahnya.

Rocky, yang disebut-sebut pernah menjadi mentor politik Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menilai bahwa putra mahkota Keraton Solo menunjukkan kapasitas intelektual tinggi dalam menganalisis masa depan Republik Indonesia.

“Sementara seorang anak muda hanya bisa turut apa yang dikehendaki oleh ayahnya yang tidak mampu untuk memperlihatkan apa sebetulnya konsep bernegara,” pungkasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad


Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved