Repelita Jakarta - Faizal Assegaf, Kritikus Politik Indonesia, menyebut jaringan oligarki mulai melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Presiden Prabowo Subianto. Di sisi lain, menurutnya, komplotan Jokowi dalam pemerintahan saat ini terus bergerilya.
"Sejak awal sudah kita ingatkan, jangan beri ruang bagi kawanan brutus rezim gorong-gorong menyusup ke kabinet. Tapi, pesan keras publik seolah dicuekin," ujarnya dalam cuitan di X, Sabtu (1/3/2025).
Faizal mengingatkan bahwa Presiden Prabowo harus segera melakukan perombakan kabinet, menetapkan sikap yang melebur dengan aspirasi rakyat, serta menjauh dari Jokowi dan kelompok oligarki.
"Agar upaya melawan kejahatan korupsi terhadap jaringan mafia migas, mafia tambang, koruptor kakap, dll, mendapat dukungan dari rakyat," jelasnya.
Faizal menegaskan, jika Prabowo lambat mengambil sikap tegas, kemungkinan akan ada perlawanan dari oligarki dan pemerintahan Prabowo bisa terjebak dalam skenario kubu Jokowi yang menusuk dari belakang.
"Akibatnya, pemerintahan Prabowo tersandera, tidak akan dapat melakukan terobosan besar dan semakin jauh dari dukungan rakyat banyak," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa maling tidak perlu diajak rukun. "Saya selalu mengajak kebaikan, saya selalu mendekati dengan cara yang saya inginkan, kerukunan. Tapi kalau maling, nggak usah diajak rukun," tegasnya.
Prabowo juga memerintahkan aparat penegak hukum untuk bertindak. "Saya tunggu 100 hari, 102 hari, 103 hari, ini sudah 100 berapa hari, ya? Apa boleh buat, ya terpaksa lah Jaksa Agung, Kapolri, BPKP, KPK silahkan," ujar Prabowo.
"Kerukunan adalah kunci dari kemakmuran suatu bangsa, tapi koruptor-koruptor itu nggak diajak ya," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok