Arief Poyuono Dukung Ahok Bongkar Kasus Korupsi di Pertamina, Sebut Catatan Ahok Bisa Memenjarakan Pelaku Korupsi

Repelita Jakarta - Elit Partai Gerindra, Arief Poyuono, mendukung langkah mantan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk membongkar kasus korupsi di Pertamina.

Arief mengungkit pernyataannya pada 2019 yang mendukung Ahok menjadi Direktur Utama Pertamina untuk melawan mafia gas.

“Sudah saya katakan sejak 2019 Ahok the best,” ujar Arief dalam akun X pribadinya.

Sebelumnya, Ahok menyatakan siap buka-bukaan terkait dugaan korupsi di Pertamina. Pernyataan ini muncul setelah Kejaksaan Agung membuka kemungkinan untuk memanggilnya dalam penyelidikan kasus tersebut.

“Saya kira itu sangat bagus kalau aparat, jaksa, meminta keterangan,” kata Ahok dalam sebuah wawancara.

Ahok mengungkapkan bahwa dirinya memiliki rekaman dan notulensi setiap rapat selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ia menegaskan bahwa praktik yang terjadi di Pertamina saat ini sudah berlangsung lama.

“Menurut saya ini permainan lama, yang masing-masing penguasa tidak mau menghentikan,” ujarnya.

Ahok juga menyebut bahwa selama menjadi Komisaris Utama, dirinya sering mengancam akan memecat bawahannya yang membandel, meski ia sendiri tidak memiliki kewenangan untuk melakukannya.

“Kalian jangan anggap saya tidak berdaya. Mungkin ada yang menganggap saya macan ompong di Pertamina,” ucapnya.

“Tapi tunggu, semua catatan yang saya pegang, suatu hari jika rezim berganti, akan saya gunakan untuk memenjarakan kalian semua. Catat baik-baik kalimat saya,” tegasnya.

Menurutnya, jika pemerintah serius ingin memberantas korupsi di sektor migas dan Pertamina, maka catatan yang dimilikinya sudah cukup sebagai bukti.

“Saya bisa keluar dengan baik-baik dari sini, tapi catatan yang saya punya akan memastikan semua pelaku korupsi di Pertamina masuk penjara,” imbuhnya.

Ahok juga menduga bahwa Direktur Utama Pertamina Patra Niaga yang telah ditetapkan sebagai tersangka bukan satu-satunya pemain dalam skandal ini. Ia bahkan menyebut adanya keterlibatan oknum di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), meskipun tidak mengungkapkan identitasnya. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga