Repelita, Pandeglang - Kelangkaan gas melon atau gas 3 kg mulai dirasakan warga Pandeglang dan sekitarnya. Warga mulai kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kg di warung pengecer akibat aturan baru yang mewajibkan pembelian di pangkalan resmi. Kondisi ini menyebabkan antrean panjang di beberapa titik distribusi, termasuk di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang.
Pada Senin, 3 Januari 2025, situasi memanas ketika warga yang sudah mengantre berjam-jam tetap tidak kebagian gas subsidi tersebut. Di Desa Sodong, Kecamatan Tigaraksa, ratusan warga, mayoritas ibu rumah tangga, mengantre hingga tumpah ke jalan demi mendapatkan LPG 3 kg atau yang dikenal sebagai gas melon.
Kelangkaan gas di warung-warung pengecer membuat warga berbondong-bondong menuju agen resmi setiap kali ada pengiriman. Sebagai syarat pembelian, warga harus membawa fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), sesuai informasi yang disebarkan melalui grup WhatsApp.
"Saya sudah bawa fotokopi KTP, katanya wajib. Daripada tidak kebagian lagi," ujar seorang warga.
Koh Agun, pemilik agen LPG setempat, membenarkan aturan ini. "Nanti fotokopi KTP ini saya setor ke agen besar. Jadi, yang tidak membawa KTP tidak bisa membeli gas," jelasnya.
Di salah satu agen gas di Kecamatan Tigaraksa, tepatnya di depan Perumahan Triraksa 2, sejumlah ibu rumah tangga meluapkan kemarahan mereka karena tidak kebagian gas. Bahkan, beberapa di antara mereka mengikuti truk pengangkut LPG dari satu agen ke agen lainnya, tetapi tetap tidak mendapatkan gas.
"Dari pagi muter-muter, antre lama, tapi dibilang habis," keluh Imas (37), warga Tigaraksa.
Beberapa warga juga mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap sistem antrean yang dianggap tidak adil. "Harusnya agen mendata dulu. Kita sudah antre lama, tapi yang datang belakangan malah dapat lebih dulu karena berdiri dekat truk saat bongkar gas," protes salah satu warga.
Ketidakpuasan ini memicu keributan di lokasi. Sejumlah warga berteriak dan bahkan membanting tabung gas kosong karena kesal dengan sistem distribusi yang dinilai tidak tertib.
"Woy, antre yang benar! Jangan curang!" teriak salah satu warga.
Kelangkaan LPG 3 kg ini terjadi akibat kebijakan baru yang mengatur pembelian hanya di pangkalan resmi dengan menggunakan KTP. Tujuan aturan ini adalah memastikan subsidi tepat sasaran, namun implementasinya masih menuai berbagai kendala di lapangan. Warga berharap pemerintah dan agen LPG dapat lebih tegas dalam mengatur distribusi, agar tidak terjadi kekacauan seperti yang terjadi di Tigaraksa.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok