Repelita Mempawah - Sosok Febrini, Wakil Kepala SMAN 1 Mempawah, menjadi sorotan setelah ratusan siswa sekolah tersebut gagal mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Febrini disebut lalai dalam mengirim Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang berakibat pada hilangnya kesempatan siswa untuk masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes.
Netizen ramai membicarakan Febrini yang disebut sering bermain TikTok. Akun TikTok miliknya, @febrinihubiy3, kini telah hilang. Sebelum menghilang, akun tersebut menampilkan berbagai video Febrini bernyanyi di dalam ruangan yang menyerupai lingkungan sekolah. Dalam beberapa video terlihat seorang guru wanita yang duduk di samping Febrini sedang membereskan meja, sementara Febrini asyik bernyanyi.
Dalam sebuah video yang beredar, Febrini menyampaikan permohonan maaf secara langsung di hadapan siswa dan orang tua. “Secara pribadi saya meminta maaf kepada para siswa, dan saya mengaku bersalah atas kelalaian saya,” ujarnya sambil berpegangan tangan dengan seorang pengajar wanita lainnya.
Pihak sekolah menawarkan dua solusi untuk mengatasi masalah ini. Solusi pertama adalah membiayai bimbingan belajar selama tiga bulan di Ganesha Operation secara gratis. “Adapun solusi yang kami berikan dan kami sudah berdiskusi bahwa sekolah akan membiayai untuk siswa eligible mengikuti bimbel GO (Ganesha Operation), yang akan dibiayai oleh sekolah, selama tiga bulan,” jelas Febrini.
Solusi kedua adalah mengunjungi admin pusat di Jakarta untuk mencari jalan keluar. “Kami akan melakukan kunjungan ke admin pusat besok, Insya Allah. Itu solusi yang sudah kita diskusikan bersama tim sekolah,” tambahnya.
Kepala SMAN 1 Mempawah Hilir, Endang Superi Wahyudi, turut memberikan klarifikasi mengenai kronologi kejadian. “Pada waktu penginputan finalisasi ada keterlambatan untuk beberapa siswa. Jadi ketika difinalisasi, karena waktu sudah habis, sehingga tidak bisa,” ungkapnya.
Endang menjelaskan bahwa pihak sekolah telah berupaya maksimal dengan menghubungi panitia SNPBM dan berbagai pihak terkait. Namun, finalisasi data tetap tidak dapat dilakukan karena terdapat siswa yang belum melengkapi data. “Kami buat persyaratannya dengan surat kuasa, sudah dibuat dan tinggal menunggu hasilnya. Ternyata bahwa yang dianggap sudah lengkap untuk mengisi finalisasi tidak boleh tertera ada siswa yang belum lengkap,” ujarnya.
Endang memastikan bahwa pihak sekolah akan bertanggung jawab penuh dan membantu para siswa mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau UTBK. “Kami siap untuk memberikan bimbingan belajar dari GO dan Ruang Guru agar siswa-siswa yang memenuhi syarat bisa lulus UTBK,” tegasnya.
Namun, para siswa masih tidak menerima solusi tersebut. Salah satu siswa, Muhammad Hafis, mengungkapkan kekecewaannya. “Kekecewaan kami itu pihak sekolah terutama waka kurikulum lalai terhadap tugasnya. Dari tahun ke tahun kan tugas itu memang diemban oleh waka kurikulum, tapi sekarang mengapa lalai? Bahkan di tengah banjir sempat-sempatnya buat video TikTok main sampan, jadi kami kesal,” ungkap Hafis.
Menurut Hafis, waktu yang diberikan untuk penginputan data sebenarnya cukup panjang, yakni dari Desember hingga akhir Januari. “Waktu cukup panjang, dari Desember sampai akhir Januari tidak selesai-selesai. Dia (waka kurikulum) meminta siswa untuk cepat-cepat membuat akun dan sudah kami buat. Tapi malah dia yang telat buat akun, bagaimana kami tidak kesal,” sambungnya.
Seorang orang tua siswa juga turut angkat bicara dan meminta agar Febrini dipindahkan dari Kabupaten Mempawah demi menjaga nama baik sekolah. “Saya minta pindahkan gurunya dari Kabupaten Mempawah. Demi nama baik SMA 1 Mempawah biarpun berat,” ujarnya.
Situasi semakin memanas ketika seorang guru wanita lain yang terlihat membela Febrini justru mempertanyakan siapa yang mendatangkan banjir. “Saya tanya, siapa yang mendatangkan banjir? Siapa?” katanya sambil berteriak, yang langsung disambut teriakan emosi dari para siswa. “Lah? Lah!” teriak ratusan murid lebih kencang.
Pihak sekolah menyatakan akan terus berusaha mencari solusi terbaik bagi para siswa yang terdampak dan berkomitmen untuk memperbaiki kesalahan serupa di masa mendatang.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok