Repelita, Jakarta - Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) memberikan nasihat kepada putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Pesan tersebut disampaikan dalam wawancara dengan Najwa Shihab di rumahnya di Solo, Jawa Tengah.
Dalam wawancara itu, Jokowi ditanya tentang peran Gibran dalam pemerintahan Prabowo. Namun, Jokowi dengan tegas membantah bahwa dirinya terlibat atau memberikan masukan kepada Gibran terkait pemerintahan. "Ndak, ndak. Nggak pernah, nggak pernah," jawab Jokowi singkat.
Jokowi menjelaskan bahwa Gibran tidak pernah meminta masukan atau saran darinya. Menurutnya, Gibran memiliki karakter yang tidak suka bergantung pada orang lain dalam hal tersebut. Namun, Jokowi tetap memberikan nasihat melalui falsafah Jawa.
"Kalau orang Jawa bilang, ojo kemajon, karena secara konstitusi memang wakil presiden itu adalah mendampingi presiden atau membantu presiden apabila diminta," kata Jokowi.
Ojo kemajon adalah ungkapan dalam bahasa Jawa yang berarti "jangan terlalu maju" atau "jangan melewati batas." Secara harfiah, pesan ini mengingatkan seseorang untuk tidak terlalu ambisius atau berlebihan dalam bertindak, melainkan mengikuti peran yang sudah ditentukan.
Pesan serupa sebelumnya juga pernah diungkapkan oleh politisi PDIP, Bambang Pacul, yang menggunakan kata "kemajon" dalam konteks berbeda. Pada tahun 2021, Bambang Pacul menegur Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dianggapnya terlalu maju dalam beberapa hal. "Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan kepintaran)," ujar Bambang Pacul saat itu.
Dengan ungkapan "ojo kemajon," Jokowi ingin mengingatkan Gibran untuk tetap fokus pada perannya sebagai wakil presiden, tanpa melampaui batas yang telah ditentukan oleh konstitusi dan tanggung jawabnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok