Repelita Jakarta - Founder Football Institute Budi Setiawan mengungkapkan bahwa dukungan masif terhadap mantan pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong diduga melibatkan buzzer.
Hal ini terungkap dari hasil riset analisis media sosial yang dilakukan oleh Drone Emprit. Riset tersebut menunjukkan adanya akun bot yang terorganisir untuk menyuarakan dukungan terhadap Shin Tae-yong.
"Dari riset ini membuktikan tagar #STYstay itu menggunakan buzzer. Hasil riset ini hampir sama dengan riset Football Institute yang menyebutkan ada kepentingan lain di luar sepak bola," kata Budi dalam diskusi paparan hasil riset Drone Emprit tentang Analisis Percakapan Sepak Bola di Media Sosial di Jakarta.
Budi menjelaskan bahwa ada motif tertentu di balik ramainya dukungan terhadap Shin Tae-yong, yang telah dipecat dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
"Padahal sudah dijelaskan, ini soal pertimbangan (pemecatan) tapi masih ramai, itu patut dicurigai ada yang create (di media sosial)," ujarnya.
Menurut Budi, iklim sepak bola di Indonesia sudah tidak sehat, terutama setelah perdebatan mengenai pemecatan Shin Tae-yong dan munculnya buzzer.
"Ini efek dari proses pencitraan yang telah dibangun sekian tahun. Walaupun Shin Tae-yong sudah enggak ada, masih tetap ramai. Apakah ini dicreate secara alamiah atau rekayasa, yang jelas sudah terbukti ada buzzer," jelasnya.
Budi menilai langkah PSSI memberhentikan kontrak Shin Tae-yong sudah tepat.
"PSSI mengambil kebijakan tepat dan berani atau tidak populis menghentikan kontrak Shin Tae-yong di tengah jalan. Terlepas dari berbagai pertimbangan, ini diharapkan mengembalikan iklim suporter sepak bola sejati," katanya.
Sementara itu, Analis Medsos Drone Emprit Slovenia Istiani menyatakan bahwa pembicaraan di media sosial terkait pemecatan Shin Tae-yong terbagi menjadi tiga kategori.
Pertama, kategori Pro Shin Tae-yong yang mendukung pelatih asal Korea Selatan itu. Kedua, kategori Kontra Shin Tae-yong yang mengkritik kinerjanya. Ketiga, narasi media dan akun info yang bersifat netral.
Slovenia menjelaskan, isu Shin Tae-yong diberitakan dalam 6.090 artikel dan 18.156 mentions, serta dibicarakan di media sosial sebanyak 14.478 mention.
Sentimen positif terhadap Shin Tae-yong didorong oleh pengakuan atas perubahan signifikan yang dibawanya dalam performa Timnas Indonesia, dedikasinya dalam membangun tim, serta pencapaiannya seperti membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2020 dan peningkatan performa di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, Slovenia menyoroti tagar #STYstay yang cukup masif di media sosial Twitter.
"Ada akun yang kami tangkap polanya sama. Tidak hanya di Twitter, tagar terorganisir ini banyak ditemukan di Instagram. Akun ini tidak bicara konteks tapi lebih ke amplifikasi cuitan atau postingan, mereka retweet atau komen untuk menaikkan engagement," kata Slovenia.
Ia menambahkan, akun-akun tersebut biasanya tidak membicarakan topik sepak bola secara khusus, kecuali ketika ada pemberitaan tentang pemecatan Shin Tae-yong.
"Mereka tidak menyampaikan informasi yang kontekstual seperti akun-akun besar atau akun-akun influencer," jelasnya.
Di sisi lain, kategori Kontra Shin Tae-yong menarasikan kegagalan Timnas Indonesia mencapai semifinal di Piala AFF 2024, kurangnya kemampuan komunikasi Shin Tae-yong dengan pemain, serta strateginya yang dianggap tidak efektif.
"Untuk tagar #STYout, itu berasal dari akun publik secara umum yang melihat kinerja Shin Tae-yong tidak cukup memuaskan. Mereka setuju dengan pendapat Erick Thohir bahwa ada masalah komunikasi antara Shin Tae-yong dengan para pemain," ujar Slovenia.
Netizen pun memberikan tanggapan beragam terkait temuan ini.
"Kalau memang ada buzzer, ini sangat disayangkan. Sepak bola harusnya murni dari fans, bukan rekayasa," tulis @AsepGaming di Twitter.
"Shin Tae-yong memang membawa perubahan, tapi kalau dukungannya pakai buzzer, ini jadi tidak fair," komentar @RinaSari di Instagram.
"PSSI sudah benar memecat Shin Tae-yong. Kita butuh pelatih yang lebih baik," tambah @BudiWijaya di TikTok.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok