
Repelita Jakarta - Kasus penipuan dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang berpura-pura menjadi Presiden Prabowo Subianto mendapat perhatian dari Anggota Komisi II DPR RI, Mardani Ali Sera.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut menyoroti perkembangan kecanggihan AI yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikan maupun kejahatan.
“Jika tidak bijak, kita bisa dilindas AI,” ujar Mardani melalui akun X miliknya, Minggu.
Mardani mendorong masyarakat memahami potensi dan risiko yang dibawa oleh AI. Teknologi ini berpotensi disalahgunakan untuk penyebaran hoaks, manipulasi suara, atau penipuan identitas.
Maka dari itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) ini menyinggung pentingnya literasi digital dalam menghadapi era teknologi yang semakin maju.
“Artikel di media mengingatkan kita semua betapa mahal pengetahuan dan hikmah itu. Ayo terus membaca,” imbuhnya.
Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Polri telah menangkap pelaku yang membuat video deepfake dengan mengatasnamakan pejabat negara.
Modus operandi tersangka adalah mengunggah dan menyebarluaskan video dengan memanfaatkan teknologi deepfake yang menggunakan foto dan suara pejabat negara, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto.
Dalam video tersebut, pelaku mencantumkan nomor WhatsApp yang dapat dihubungi, dengan tujuan menarik perhatian masyarakat.
Korban yang terhubung kemudian diminta membayar biaya administrasi dan dijanjikan pencairan dana oleh pelaku.
Setelah korban percaya, mereka diminta kembali mentransfer sejumlah uang, meski dana bantuan yang dijanjikan sebenarnya tidak pernah ada.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok