
Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Yusuf Dumdum kembali melontarkan kritik pedas terhadap mantan Presiden Jokowi yang disebutnya sebagai "sales tukang ngibul". Kritik ini dilontarkan Yusuf melalui akun X @yusuf_dumdum, di mana ia menyoroti kegagalan realisasi janji investasi di Ibu Kota Negara (IKN).
"Selama dua tahun sales tukang ngibul keliling dunia menawarkan IKN tapi tidak ada yang mau," tulis Yusuf, mengkritik upaya Jokowi yang disebutnya gagal mewujudkan klaim investasi besar-besaran di IKN. Yusuf juga mengungkapkan rasa kecewanya melihat ketidaksesuaian antara janji yang pernah disampaikan Jokowi dan kenyataan yang terjadi di lapangan.
"Rakyat ditipu, katanya investor sudah membludak dan 100 persen IKN dibangun tanpa APBN. Padahal semua cuma omon-omon!" tambahnya, menuding klaim yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Yusuf kemudian mengungkap dugaan bahwa pemerintah akhirnya meminta bantuan dari salah satu bos besar untuk berinvestasi di IKN demi menjaga reputasi pemerintah. "Akhirnya, untuk menutupi rasa malu, maka sales penipu minta bantuan salah satu bos naga untuk investasi," ungkapnya.
Lebih lanjut, Yusuf menyebutkan bahwa imbalan yang diberikan untuk investasi tersebut adalah agar bisnis sang bos dijadikan Proyek Strategis Nasional (PSN). "Imbalan bisnisnya dijadikan PSN," ujar Yusuf.
Pernyataan ini merujuk pada pengakuan Aguan, seorang taipan yang sebelumnya mengungkapkan bahwa dirinya berinvestasi di IKN untuk "menyelamatkan muka" Presiden Jokowi yang mulai terpojok dengan kegagalan investasi.
"Semua ini relate dengan pengakuan si Bos sebelumnya, bahwa dirinya investasi di IKN demi selamatkan muka sales yang udah babak belur," tandas Yusuf, mengkritik keras strategi pemerintah yang dinilai hanya upaya untuk menutupi kegagalan.
Yusuf pun menilai bahwa kebohongan mengenai IKN semakin terbuka dan menyindir para buzzer yang terus membela mantan Presiden meski kenyataan tidak sesuai dengan janji-janji sebelumnya. "Satu persatu kedok mulai terongkar dan buzzer pun terus menjilat. Ampuunn sudah separah itu kok masih saja belum tobat," kuncinya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok