Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Inspektur Jenderal Purnawirawan Taufiequrachman Ruki Tegur Oknum Polisi Saat Kena Pungli di Ujian SIM, Netizen Ramai Beri Tanggapan

Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufiequrachman Ruki mengaku kena pungli saat ujian bikin SIM (TikTok/strawberrymishake)

Repelita Jakarta - Kisah Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufiequrachman Ruki yang mengaku kena pungli saat ujian bikin SIM viral di media sosial.

Taufiequrachman Ruki mengaku kena pungli saat hendak membuat SIM di Jalan Batu Ceper, Jakarta Pusat.

Ceritanya itu pun menuai beragam komentar netizen.

Diketahui, pengalaman Taufiequrachman Ruki nyaris menjadi korban pungli diceritakannya di sebuah acara.

Video yang memperlihatkan cerita Irjen Purn Taufiequrachman tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @strawberrymishake.

"Cerita Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Taufeqrahman Mengaku Kena Pungli saat Ujian Bikin SIM," tulis pemilik akun dalam keterangan video yang diunggahnya.

Dalam video tersebut, Taufiequrachman Ruki menceritakan soal masa berlaku SIM miliknya habis usai pensiun.

Untuk memperpanjang masa berlaku SIM tersebut, Taufiequrachman Ruki kemudian pergi ke Jalan Batu Ceper, Jakarta Pusat.

Namun, di sana dirinya malah kena pungli oleh oknum polisi yang bertugas mengurus perpanjangan SIM.

"Begitu saya pensiun, SIM saya abis, saya pergi ke Batu Ceper Jakarta," ungkap Taufiequrachman Ruki.

"Ujian di sana, enggak dilulusin gue, enggak dilulusin. Inspektur jenderal, bekas polisi lalu lintas ujian," imbuhnya.

"Rupanya si orang itu enggak peduli dia, memang enggak pernah mau tahu gitu," lanjut Taufiequrachman Ruki.

Lebih lanjut, Taufiequrachman Ruki kemudian mengeluarkan dompet miliknya.

Namun saat oknum polisi hendak mengambil uang yang diberikan oleh Taufiequrachman Ruki, ia langsung memberi peringatan.

"Akhirnya saya ngeluarin dompet. Begini dia mau ambil, gue pegang tangannya."

"Gue bilang, 'Buka mata lu, gue siapa?'. Ada yang kenal, 'Pak, maaf, Pak'. Aku pun mau dipungli, ini the real story," tutur Taufiequrachman Ruki.

Cerita Irjen Purn Taufiequrachman Ruki soal dirinya nyaris kena pungli saat hendak membuat SIM itu pun kini viral di media sosial.

Sontak unggahan tersebut menuai ragam komentar dan reaksi dari netizen.

"Pernah dengar siapa yang bilang ya dulu….valentinu rossi pun kalo ujian sim di indonesia gak bakalan lolos..," tulis @muhammadsani521.

"Makanya kepada para pimpinan sering sering lihat kelakuan anak buah di bawah," tulis @makarlancar.

"Bukannya sudah dari dulu, dari generasi ke generasi gitu mulu ya," tulis @suarawarga26.

Diketahui, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Drs Taufiequrachman Ruki, SH dikenal sebagai seorang politikus, mantan perwira kepolisian, dan anggota DPR RI.

Ia merupakan lulusan terbaik dari Akademi Kepolisian tahun 1971.

Pada 16 Desember 2003, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Indonesia.

Posisi ini dipegangnya empat tahun hingga digantikan oleh Antasari Azhar pada tahun 2007.

Kemudian pada 18 Februari 2015, Presiden Joko Widodo menunjuk Taufiequrachman Ruki sebagai Pelaksana Tugas Ketua KPK untuk menggantikan Abraham Samad yang diberhentikan sementara dari jabatannya.

Kasus polisi lainnya juga viral setelah seorang wanita di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku alami pungli saat melaporkan pencurian HP miliknya.

Ia curhat di media sosial usai laporannya jadi korban pencurian ditolak oleh polisi.

Bahkan ia mengaku dipalak polisi Rp100.000 saat melaporkan kasusnya.

Pengakuannya viral setelah dibagikan oleh akun Instagram @teropongmakassar, Kamis (23/1/2025).

Diketahui, korban bernama Putri Rahmi (36), seorang penjual nasi Padang yang berlokasi di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Dia diduga jadi korban pencurian di warungnya, belum lama ini.

Kejadian bermula ketika Putri Rahmi kehilangan ponselnya di warung miliknya tersebut.

Setelah mengalami pencurian, Putri Rahmi pun mendatangi Mapolsek Tallo untuk membuat laporan atas kehilangan tiga buah ponsel, Selasa (21/1/2025).

Kendati demikian, peristiwa tidak mengenakkan justru dialami oleh Putri Rahmi.

Bukannya diterima dengan baik, laporan Putri Rahmi diduga malah ditolak oleh polisi.

Bahkan ada polisi yang meminta uang operasional kepada Putri Rahmi agar pelaku bisa segera ditangkap.

"Polisi bilang besok saja datang lagi (buat laporan)," ucap Putri Rahmi.

Ia menuturkan, laporan tersebut diduga ditolak polisi karena alasan ponsel yang dicuri tidak memiliki nomor IMEI resmi.

Padahal Putri Rahmi datang ke Mapolsek Tallo membawa sejumlah bukti seperti rekaman kamera pengawas atau CCTV.

Di dalam rekaman CCTV memperlihatkan terduga pelaku yang melintas di sekitar rumahnya.

Selain itu, ada pula bukti lain berupa payung yang diduga milik pelaku.

Adapun Putri Rahmi juga diduga dipalak polisi sebesar Rp100.000 dengan alasan untuk membeli bensin agar pelaku cepat ditangkap.

"Polisi bilang, kasih saja untuk beli bensin anggota, biar dia pergi jemput pelaku," ucap Putri Rahmi dalam keterangannya.

Menanggapi postingan viral tersebut, Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin mengatakan bahwa pihak Propam Polrestabes Makassar telah bergerak melakukan pendalaman.

"Propam Polrestabes sudah turun ke lokasi, mengecek kebenaran (informasi penolakan) itu," kata Wahiduddin saat dikonfirmasi awak media.

Ia menyatakan bahwa Propam saat ini tengah turun tangan memeriksa personal Polsek Tallo buntut dari dugaan penolakan laporan serta pemalakan terhadap Putri Rahmi.

"Informasi dari seksi Propam, bahwa saat ini masih dilakukan pemeriksaan dengan mengambil keterangan dari pelapor serta keterangan dari personel yang bertugas pada saat itu," ungkap Wahiduddin.

Wahiduddin menyebut, saat ini Propam Polrestabes Makassar sudah melakukan pemeriksaan terhadap Putri soal unggahan viral tersebut.

"Anggota masih memastikan semua fakta yang ada sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Masih tahapan klarifikasi," tutup Wahiduddin.

Namun demikian, Wahid mengaku belum mengetahui jumlah pasti personel yang diperiksa Propam dalam persoalan tersebut.

"Tentu yang bertugas pada saat itu, tapi saya belum tanyakan berapa orang dan siapa saja personel yang dimintai keterangan," jelasnya.

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana menyatakan bahwa sanksi akan diberikan kepada Kapolsek Tallo beserta jajarannya untuk mencegah insiden serupa yang dapat mencoreng citra Polri.

"Insyaallah demikian (diberikan sanksi teguran kepada Kapolsek dan anggotanya)," ujar Arya.

Arya juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah terkait dugaan penolakan laporan warga tersebut setelah kasus ini menjadi perhatian publik di media sosial.

"Sedang saya dalami bersama dengan Kanit Paminal (Propam Polrestabes Makassar)," tutup Arya.

(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved