
Jakarta, 13 Desember 2024 - Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pernah mengalami kekerasan saat ditahan di Rutan Cipinang. Hal ini disampaikan Megawati dalam acara peluncuran dan diskusi buku Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika, dan Pertimbangan Psikologis, yang berlangsung di Hotel Four Seasons, Jakarta, Kamis (12/12).
Megawati bercerita tentang pengalaman Ahok ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia menyebut Ahok pernah diperlakukan tidak baik saat berada di penjara.
"Dulu saya bilang, Pak Ahok dulu kan dia cerewet banget. Jadi kalau ketemu saya sampai hari ini, kalau ketemu saya, 'Ibu', karena saya dulu suruh pakai selotip 'Enggak usah banyak ngomong'. Sekarang sudah kebiasaan," ujar Megawati sambil memeragakan gestur menutup mulut.
Megawati melanjutkan, "Gila-enggak, ada orang bagus-bagus digituin, gila deh, saya enggak takut tadinya mau dimasukin ke...," ucap Megawati tanpa melanjutkan kalimatnya.
Ia menegaskan bahwa Republik Indonesia bukan milik individu tertentu. Megawati menyebut peristiwa ini terkait dengan kasus penistaan agama yang menimpa Ahok pada tahun 2016. Ahok saat itu ditahan di Rutan Cipinang dan kemudian dipindahkan ke Rutan Mako Brimob Depok.
"Saya bilang tidak salah, dipotong-potong sama Buni Yani, dia juga masuk tahanan. Terus yang namanya hakim, terus masuk Cipinang. Saya diem-diem ngikutin, tadi ada Pak Djarot, yang saya perintahkan, terus diikuti, digebukin sama kriminal ini si Ahok. Jadi masuk 5 menit, sudah gitu diem-diem disuruh jalan belakang. Ditaruh, saya minta polisi untuk taruh dia. Saya punya rekaman asli bahwa dia tidak menghina seperti itu. Dipotong-potong, ternyata benar, baru keluarlah dia," kata Megawati.
Megawati juga menyebut Buni Yani sebagai sosok yang mengunggah video potongan Ahok ke media sosial. Buni Yani kemudian dijerat dengan UU ITE dan mengalami proses hukum.
Megawati menegaskan bahwa semua kejadian tersebut menunjukkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

