Jakarta, 5 Desember 2024 - Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, memberikan sejumlah tantangan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait pemberantasan korupsi. Hal ini dilakukan untuk memastikan Prabowo tidak mengulangi langkah-langkah yang dinilai melemahkan KPK seperti yang terjadi pada masa pemerintahan sebelumnya.
Saut menilai, kepemimpinan Presiden Jokowi selama sepuluh tahun terakhir telah berkontribusi pada penurunan indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia, yang saat ini berada di angka 34 dari skala 100. Bahkan, angka ini lebih rendah dibandingkan Timor Leste dengan skor 43.
"Prabowo berpotensi seperti Jokowi karena lingkungannya kita ini sangat kumuh sekarang. Kalau dia tidak diingatkan terus, dia akan mengalami hal yang sama," ujar Saut dalam acara orasi kebangsaan di Universitas Paramadina, Jakarta.
Menurutnya, salah satu penyebab utama lemahnya pemberantasan korupsi adalah kelembagaan KPK yang kurang independen dan revisi Undang-Undang KPK yang dilakukan beberapa tahun lalu. Ia juga menyoroti kinerja para pembantu presiden yang sebelumnya juga bekerja di era Jokowi, yang menurutnya tidak optimal.
Sebagai bukti keseriusan Prabowo terhadap pemberantasan korupsi, Saut menantang agar presiden segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) untuk mengembalikan independensi KPK.
"Kalau mau keren, Prabowo bikin Perppu, kembalikan pimpinan KPK se-independen mungkin. Itu akan menjadi sparring partner yang efektif untuk pemerintah," tegas Saut.
Ia juga mengibaratkan kondisi Indonesia saat ini seperti kolam ikan yang sangat kotor, sehingga perlu dibersihkan secara menyeluruh untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan mendukung upaya pemberantasan korupsi.
Dengan langkah ini, Saut berharap IPK Indonesia dapat meningkat dan mengembalikan kepercayaan publik terhadap komitmen pemerintah dalam melawan korupsi..(*)
Editor: Elok WA R-ID