Repelita, Jakarta, 21 Desember 2024 - Pengamat politik Adi Prayitno menyoroti keputusan PDIP untuk mengeluarkan Presiden Jokowi dan keluarganya dari keanggotaan partai tersebut. Menurut Adi, ada perbedaan pandangan antara kader dan pengurus PDIP dengan para pendukung Jokowi.
Adi menuliskan dalam akun media sosial X bahwa PDIP beranggapan Jokowi tidak memiliki arti tanpa partai, sementara para pendukung Jokowi justru menganggap PDIP tidak akan mampu bertahan tanpa dirinya. "PDIP: Jokowi bukan siapa-siapanya tanpa PDIP. Pendukung Jokowi: PDIP nyungsep tanpa Jokowi," cuit Adi Prayitno.
Adi kemudian menantang mantan presiden yang akrab disapa Pakde untuk membuktikan kekuatannya dengan membentuk partai baru. Ia berpendapat bahwa kesaktian Jokowi tidak akan terukur jika hanya bergabung dengan partai yang sudah mapan.
Cuitannya itu langsung mendapat perhatian dari lebih dari 244 ribu pengguna media sosial, dengan banyak warganet memberikan pendapat mereka di kolom komentar. Beberapa di antaranya mengomentari potensi Jokowi dalam membentuk partai baru, namun ada juga yang meragukan pengaruh politiknya setelah pemilu 2024, dengan mencatat bahwa PSI, yang sempat mendapatkan dukungan Jokowi, gagal meraih kursi di Senayan.
Salah satu komentar netizen menyebut bahwa meskipun Jokowi mendukung PSI dalam pemilu 2024, partai tersebut hanya mendapat 2 persen suara. "Ini buktinya partai Jokowi sejak pemilu 2024 hanya dapat 2 persen. Inilah bukti pengaruhnya Joko. Gibran dan Kaesang hanya 2 persen. No debat," tulis warganet tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok