Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ternyata Ini 4 Penyebab Kekalahan Ridwan Kamil -Suswono di Pilkada Jakarta 2024, Analisis Pengamat dan Politisi

 

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung - Rano Karno, unggul sementara dalam Pilkada Jakarta 2024. Berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga survei, Pramono-Rano memperoleh 49,49 persen suara.

Pasangan Ridwan Kamil - Suswono (RIDO) mendapat 40,02 persen, dan Dharma Pongrekun - Kun Wardana 10,49 persen. Hasil ini merupakan perhitungan sementara, dan hasil resmi masih menunggu perhitungan suara manual oleh KPU.

Kekalahan sementara RIDO menuai sorotan, mengingat paslon ini didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang terdiri dari sejumlah partai besar. Beberapa analis politik menyebutkan bahwa mesin politik KIM Plus kurang solid.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs, A Khoirul Umam, menilai bahwa koalisi tersebut tampak tidak terkoordinasi dengan baik. Hal ini menyebabkan kinerja mesin politik RIDO melempem menjelang pencoblosan.

Pengamat politik Lili Romli juga mencatat bahwa meskipun KIM Plus mengusung RK-Suswono, banyak partai dalam koalisi tersebut tidak menjalankan mesin politik secara optimal. Selain itu, figur Ridwan Kamil juga dinilai tidak sepenuhnya diterima oleh pemilih Jakarta, sebagian karena cuitan kontroversial masa lalu yang memicu penolakan.

Di sisi lain, Pramono Anung-Rano Karno terlihat lebih solid baik dalam kampanye maupun narasi politik mereka. Mereka mendapat dukungan dari Anies Baswedan dan Ahok, yang memperkuat basis pemilih mereka.

Politikus PKS Mardani Ali Sera mengungkapkan bahwa meskipun koalisi di kubu RK-Suswono besar, ada banyak aspek yang kurang optimal. Seperti kurangnya amunisi bagi partai-partai pendukung.

Pengamat Khoirul Umam juga menyoroti bahwa pemilih Jakarta cenderung lebih pragmatis dan mudah berubah pilihannya berdasarkan isu dan narasi yang berkembang. Kampanye yang lebih disiplin dan narasi yang lebih kohesif dari Pramono-Rano dianggap lebih efektif.

Kedekatan Pramono dengan Anies serta dukungan dari PDIP dan Prabowo juga memberikan kekuatan politik tambahan bagi pasangan ini. Sementara itu, materi kampanye RIDO dinilai kurang efektif.

Seperti penggunaan gimik seperti Mobil Curhat dan bantuan kopi untuk pekerja yang terdampak PHK, yang tidak berhasil menarik perhatian pemilih Jakarta. Semua faktor ini berkontribusi pada keberhasilan Pramono-Rano dalam unggul sementara, meskipun hasil akhir masih belum pasti.

Jika Pilkada Jakarta memasuki putaran kedua, Pramono-Rano diprediksi akan semakin kuat dengan momentum politik yang ada. (*)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved