Loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga, mengomentari analisis Institute for Development of Economics and Finance (Indef) soal kehilangan potensi ekonomi akibat batalnya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Menurut Peneliti Indef, Nailul Huda, Indonesia kehilangan potensi ekonomi akibat hal tersebut mencapai total Rp188 triliun.
Perhitungan tersebut berasal dari potensi pengeluaran secara langsung yang mencapai Rp110 triliun untuk biaya akomodasi dan biaya tak langsung yang mencapai Rp78 triliun.
Menanggapi hal tersebut, Andi tak menyangka ternyata daya rusak akibat batalnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 imbas penolakan dari kepala daerah cukup mengerikan.
“Ngeri sekali daya rusak batalnya pelaksanaan piala dunia U20 akibat penolakan kepala daerah itu ya,” ujar Andi, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Jumat (31/3/2023).
Kerugian ekonomi tersebut belum ditambahkan dengan anggaran yang telah dikeluarkan pemerintah untuk persiapan menggelar Piala Dunia U-20 tahun 2023.
“Kerugian potensi ekonomi yg akan di raih itu belum lagi di tambah dgn triliunan anggaran (uang rakyat) yg sudah dikeluarkanpemerintah pusat utk persiapan pelaksanaan pildun tsb,” ujar Andi.
Federasi Sepak Bola Dunia yakni FIFA akhirnya mengumumkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Hal tersebut disampaikan FIFA melalui situs resminya yakni FIFA.com pada Rabu malam (29/3/2023). “FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," ujar FIFA dalam situs resminya.
FIFA hanya mengatakan pembatalan karena situasi yang terjadi saat ini. Sementara itu, setidaknya ada dua kepala daerah yang menyatakan penolakan terhadap kedatangan timnas Israel U-20.