Aktivis Nicho Silalahi menyindir keinginan PDI Perjuangan (PDIP) untuk menjadikan kadernya sebagai calon presiden jika bergabung ke Koalisi Besar.
Untuk diketahui, ide membentuk Koalisi Besar disinggung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di mana terdiri dari gabungan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Adapun ide koalisi tersebut muncul usai silaturahmi atau pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan 5 ketua umum partai politik di kantor DPP PAN, Minggu (2/4/2023).
Adapun yang hadir yaitu ketua umum dari Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerindra, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Namun, PDIP dirumorkan meminta jatah calon presiden koalisi yang terdiri dari partai-partai pendukung pemerintahan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Nicho menilai PDIP tidak belajar dari Pemilu tahun 1999 di mana PDIP merupakan partai pemenang tetapi dipecundangi oleh partai lain.
“Ga belajar dari pemilu 99 padahal partai pemenang tapi di pecundangi oleh partai lain,” ujar Nicho, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Kamis (6/4/2023).
Nicho menyebut PDIP memiliki nasib baik saat ketua umumnya yakni Megawati Soekarnoputri bisa naik menjadi presiden karena adanya pemakzulan.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar PDIP berkoalisi dengan rakyat dan mengupayakan percepatan Pemilu sebelum terlambat memperbaiki bangsa.
“Nasib baik bisa naik jadi presiden itupun lewat pemakzulan, makanya mending @PDI_Perjuangan koalisi dengan rakyat dan percepat pemilu mumpung belum terlambat untuk memperbaiki bangsa, ia ga ?” ujar Nicho.