Pengamat politik Rocky Gerung mengungkap ada agenda terkait potensi konflik yang terbentuk antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri imbas pencopotan Brigjen Endar Priantoro dari jabatan Direktur Penyelidikan KPK.
Adapun terkait pencopotan Brigjen Endar, Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah mengirimkan surat balasan kepada KPK yang meminta agar Brigjen Endar tetap di jabatannya. Namun, tampaknya surat dari Kapolri Listyo Sigit diabaikan karena Brigjen Endar tetap diberhentikan dari jabatannya di KPK.
Selain itu, KPK menunjuk Jaksa pada Kejaksaan Agung (Kejagung) Ronald Worotikan sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Penyelidikan.
Hal ini ditanggapi Rocky Gerung dalam tayangan Channel YouTube pribadi miliknya. Dalam tayangan tersebut, Rocky Gerung memprediksi konflik yang kemungkinan terjadi antara KPK dan Polri akan menuai perhatian masyarakat sipil.
"Konflik antara KPK dan Kapolri ini sepertinya konflik antara KPK dan Kapolri sekarang itu akan diperhatikan oleh masyarakat sipil. Dan masyarakat sipil akan berpihak," tutur Rocky Gerung dikutip WE NewsWorthy dari Channel YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (6/4).
Adapun terkait masyarakat sipil yang berpihak, hal ini terjadi pada temuan transaksi mencurigakan Rp349 triliun yang diungkap oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Rocky Gerung pun kemudian menyoroti bagaimana Kapolri tampak ngotot mempertahankan anak buahnya mengisi jabatan di KPK. Ahli ilmu filsafat ini meniali Kapolri memiliki sebuah agenda.
"Jadi kalau kelihatannya Pak Kapolri ngotot untuk terus memberi sinyal supaya Endar ini tidak dipecat, itu pertanda bahwa Sigit sendiri punya agenda," ujar Rocky Gerung.
"Agenda untuk bersama-sama dengan masyarakat sipil," imbuh Rocky Gerung.
Seperti diberitakan sebelumnya, pencopotan Brigjen Endar Priantoro dari jabatan Direktur Penyelidikan diduga karena menolak perintah Firli terkait dugaan korupsi pada Formula E.