:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/TANGIS-MARLINA-DI-HADAPAN-PRABOWO.jpg)
Repelita Jakarta - Musibah banjir bandang serta tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah berlalu beberapa minggu.
Namun, proses penanganan dari pemerintah dilaporkan belum merata mencapai seluruh korban yang terdampak.
Kondisi tersebut memicu beragam reaksi dari masyarakat.
Sebagian memilih langsung turun ke lokasi untuk membagikan bantuan, ada pula yang menyampaikan kritik konstruktif, hingga yang menyusun surat terbuka untuk Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu masyarakat yang menyampaikan surat terbuka adalah Atina H.
Ia mengunggah pesan tersebut melalui akun X pribadinya @tinaberkata pada Selasa (23/12/2025).
Atina mengaku menyusun surat itu dalam keadaan haru hingga meneteskan air mata.
Hal itu disebabkan masih adanya korban yang berada di wilayah terpencil serta pengungsi yang belum tercatat secara resmi.
"Selamat malam Pak @prabowo yang saya hormati, maaf saya mengetik surat terbuka ini sambil menangis," kata Atina mengawali suratnya tersebut melalui @tinaberkata dilansir, Rabu (24/12).
Atina mengakui kerja keras yang telah dilakukan oleh personel TNI dan Polri yang dikerahkan ke area bencana.
Mereka telah berupaya maksimal, mulai dari membangun jembatan sementara dengan cepat hingga mengalami kecelakaan saat menguji tali penyeberangan untuk warga.
Beredar pula rekaman anggota yang kelelahan hingga tertidur saat mendistribusikan logistik, namun harus segera bangun karena pasokan baru tiba, serta tim pencarian yang masih mencari jenazah korban.
Meski demikian, Atina menekankan bahwa skala musibah kali ini sangat luas.
Menurut Jusuf Kalla, tingkat kerusakan bahkan melebihi bencana tsunami Aceh tahun 2004.
Atina menyadari kebanggaan presiden atas kemampuan bangsa untuk menyelesaikan masalah secara mandiri.
Akan tetapi, pada akhir tahun ini, anggaran kementerian serta pemerintah daerah sudah menipis, bahkan sejak awal mengalami penghematan untuk mendukung program prioritas.
Ia mengajak untuk secara jujur merenungkan apakah sumber daya manusia serta dana yang ada benar-benar cukup untuk menangani semuanya sendiri.
Masih terdapat desa-desa yang terisolasi bahkan setelah tiga minggu berlalu.
Ada pula lokasi pengungsian yang belum terdeteksi dan tercatat.
Nyawa para korban tersebut berada dalam bahaya yang sangat serius.
"Terima kasih telah meluangkan waktu membaca pesan ini Pak.
Hormat saya,
Atina H"
Editor: 91224 R-ID Elok

