Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Virdian Aurellio: Generasi Muda Berhak Marah, 2050 Indonesia Tenggelam, Generasi Tua Sudah Mati Nikmati Uang Sawit-Tambang

 

Repelita Jakarta - Aktivis muda Virdian Aurellio secara terbuka menyatakan kehilangan kepercayaan total terhadap kemampuan negara dalam menangani krisis lingkungan yang kian parah.

Menurut Virdian, generasi muda berhak marah kepada negara serta generasi tua yang dianggap bertanggung jawab atas kerusakan alam yang akan ditanggung puluhan tahun mendatang.

“Saya pribadi sudah tidak percaya bahwa negara hari ini bisa mengatasi berbagai permasalahan lingkungan,” tegas Virdian pada Minggu, 7 Desember 2025.

"Saya rasa generasi muda seperti saya dan teman-teman di sini harusnya marah. Marah semua sama negara dan juga seluruh generasi tua,” lanjutnya.

Ia menilai pihak yang saat ini menikmati keuntungan dari tambang, sawit, dan deforestasi tidak akan merasakan dampak ketika Indonesia mulai tenggelam pada 2050.

“Karena suatu hari mereka semua yang sekarang menikmati uang-uang tambang, sawit. Deforestasi, 2050 Indonesia tenggelam, kita yang tenggelam mereka udah nggak ada, udah mati. Jadi kami rasa kami layak marah hari ini," ungkapnya.

Virdian juga mengkritik tajam langkah negara yang menggalang donasi terbuka untuk korban bencana sambil mengabaikan kerugian korupsi lingkungan ratusan triliun rupiah.

“Saya perlu mengatakan bahwa ini ada langkah yang membingungkan dari negara. Contoh negara ini fomo banget, ngapain ikut-ikutan bikin donasi?," sindirnya.

"Hari-hari kita donasi ke negara lewat pajak, ngapain negara bukan donasi? Kalau mau nambah duit, kalau negara memang pengen nambah duit, rampas balik itu," tambahnya.

Ia menyesalkan Presiden tidak pernah meminta maaf atas pernyataan masa lalu yang menyebut sawit sebagai pohon, serta belum ada audit deforestasi maupun pemulihan hutan jangka panjang.

“Saya enggak pernah lihat sampai detik ini, satu, presiden (Prabowo) nyampe ke Sumatera Utara, ke Aceh, ke Sumatera Barat, mengatakan, saya minta maaf, saya pernah mengatakan bahwa sawit itu juga pohon,” ujarnya.

Virdian juga menyebut Menteri Lingkungan Hidup lebih sibuk dengan bisnis kredit karbon ketimbang pemulihan hutan sungguhan.

"Ya kredit karbon, orang nanam bukan jual. Gimana Menhut aja main domino sama pembalak hutan, Aziz Welang, gimana saya mau percaya?," sesalnya.

Kepercayaan publik semakin runtuh karena dugaan keterlibatan institusi negara dalam pembalakan liar.

"Apa lagi? Baik Polri, TNI, semua terlibat di dalam pembalakan hutan. Jadi saya tidak bisa punya kepercayaan hari ini,” katanya.

Sebaliknya, solidaritas antarwarga justru menunjukkan hasil jauh lebih cepat dan transparan dibandingkan penggalangan dana oleh negara.

“Makanya di publik sekarang kita punya tagar warga jaga warga. Ferry Irwandi di dalam sehari bisa terkumpul 10M. Teman-teman Indonesia dengan dermawan menitipkan kepada saya dalam tiga hari Rp410 juta untuk donasi,” jelasnya.

"Kenapa? Karena kita saling percaya. Besok-besok negara bikin donasi terbuka, kita juga nggak mau nyumbang. Orang kita nggak percaya duitnya bakal dipakai menerang," tutup Virdian.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved