Repelita Banda Aceh - Masyarakat di berbagai wilayah Aceh secara serentak mengibarkan bendera putih di depan rumah posko pengungsian kantor pemerintahan serta sepanjang jalur lintas nasional pasca bencana banjir dan longsor.
Aksi tersebut menjadi viral melalui berbagai rekaman video yang beredar luas di platform media sosial.
Pengibaran bendera putih dilakukan bersamaan dengan langkah Pemerintah Provinsi Aceh yang mengirimkan permohonan resmi kepada dua organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terlibat dalam penanganan dampak bencana.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA membenarkan adanya komunikasi resmi tersebut pada Senin 15 Desember 2025 di Banda Aceh.
Dua lembaga internasional yang diminta bantuannya adalah United Nations Development Programme serta United Nations Children's Fund.
Bendera putih yang dipasang massal di Aceh Timur serta rute jalan nasional antara Banda Aceh hingga Medan menuju Aceh Tamiang dimaknai sebagai simbol keputusasaan mendalam.
Warga menganggap aksi itu sebagai bentuk penyerahan diri sekaligus protes atas lambatnya respons penanganan dari tingkat pusat.
Salah satu rekaman yang diunggah melalui akun X @neVerAlOnely___ pada Senin 15 Desember 2025 menjelaskan bahwa bendera putih merupakan tanda darurat ekstrem.
Bendera putih ini sebagai tanda bahwa kami menyerah. Kami butuh bantuan.
Pengibaran tersebut bertujuan menyuarakan kebutuhan mendesak akan tambahan pasokan logistik tenaga kesehatan alat berat serta kebutuhan pokok lainnya yang dinilai belum mencukupi dari bantuan lokal.
Masyarakat mengharapkan Presiden Prabowo Subianto segera mengambil tindakan terkoordinasi untuk mempercepat pemulihan di wilayah terdampak.
Aksi simbolis ini mencerminkan tingkat frustrasi tinggi terhadap ketidakcukupan dukungan yang diterima selama masa krisis berkepanjangan.
Editor: 91224 R-ID Elok

