
Repelita Lombok Timur - Fenomena “gunung menangis” kembali terjadi di lereng perbukitan Sembalun Lombok Timur ketika puluhan air terjun dadakan bermunculan secara serentak setelah hujan deras mengguyur selama beberapa jam pada Rabu sore 10 Desember 2025.
Video yang diunggah akun Instagram @tante.rempong.official pada 11 Desember 2025 menunjukkan aliran air deras mengucur dari berbagai titik bukit yang sebelumnya kering sehingga membuat warga panik dan trauma berat.
Hujan deras selama beberapa jam memunculkan air terjun dadakan di lereng perbukitan Sembalun, Lombok Timur.
Aliran air terlihat jatuh dari berbagai titik, bikin warga panik.
Ketua Komunitas Pemerhati Lingkungan Hidup Sembapala Sembalun Rijalul Fikri menyatakan warga langsung teringat banjir bandang mematikan tahun 2012 yang menewaskan warga dan menghancurkan ratusan rumah serta sawah di sepanjang aliran sungai.
Paniklah karena trauma masa lalu juga, ketika banjir besar yang sampai menelan korban jiwa.
Fenomena air terjun spontan ini memang pernah muncul beberapa kali saat hujan deras namun kali ini skalanya jauh lebih besar dan lebih banyak titik sehingga viral dengan sebutan gunung menangis.
Tumben sebanyak dan sederas hari ini, sampai-sampai di medsos ramai-ramai menyebutnya gunung menangis.
Luapan air dari bukit menyebabkan debit sungai melonjak drastis hingga merendam sekitar tiga hektare sawah warga dan mengancam pemukiman di sepanjang aliran.
Rijal menilai kombinasi curah hujan ekstrem dan masifnya alih fungsi lahan untuk vila serta perkebunan menjadi pemicu utama sehingga daya serap air di lereng kaki Gunung Rinjani semakin menurun.
Trauma tahun 2012 masih membekas ketika banjir bandang dari Sungai Putik dan luapan Danau Segara Anak memaksa lebih dari seribu warga mengungsi dengan ratusan rumah dan lahan pertanian hancur total.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

