
Repelita Yogyakarta - Sebuah rekaman video yang menyebar luas di berbagai platform digital menampilkan asisten pintar dari Universitas Gadjah Mada bernama LISA memberikan respons tak terduga mengenai riwayat pendidikan Presiden Joko Widodo.
Dalam tayangan tersebut, LISA menyatakan bahwa Jokowi tidak termasuk sebagai lulusan UGM dan bahkan belum menyelesaikan studinya, hal ini langsung memicu reaksi besar dari masyarakat yang dengan cepat menjadi pembicaraan hangat.
Jawaban dari sistem tersebut menjadi pusat perhatian mengingat selama ini diketahui secara umum bahwa Jokowi pernah menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM.
Ketidaksesuaian informasi yang diberikan oleh AI ini memunculkan perdebatan, khususnya di tengah rumor-rumor sebelumnya tentang keaslian dokumen pendidikan Jokowi yang sering beredar di dunia maya.
Pihak Universitas Gadjah Mada segera memberikan penjelasan resmi untuk menanggapi isu tersebut.
Melalui juru bicaranya, kampus menyatakan bahwa pernyataan yang disampaikan oleh LISA dalam video yang menjadi viral itu tidak mencerminkan fakta yang benar.
Institusi pendidikan ini memastikan bahwa Jokowi merupakan bagian dari alumni resmi UGM yang telah menyelesaikan jenjang sarjana secara sah.
UGM menjelaskan bahwa LISA sebagai asisten berbasis kecerdasan buatan mengandalkan basis data internal yang masih memiliki keterbatasan.
Ketika informasi tidak lengkap, sistem bisa mengintegrasikan data dari sumber luar yang belum diverifikasi, sehingga menghasilkan output yang keliru dan tidak konsisten.
Menurut keterangan dari kampus, LISA tidak dibuat untuk menyediakan konfirmasi pasti terkait informasi akademik yang bersifat sensitif, termasuk verifikasi status kelulusan seseorang.
UGM menekankan bahwa pengecekan data pendidikan hanya dapat dilakukan melalui arsip resmi, bukan melalui fitur pendukung AI seperti ini.
Dalam pernyataan mereka, UGM juga menyampaikan bahwa semua berkas pendidikan Jokowi disimpan secara utuh, meliputi ijazah, catatan nilai, serta dokumen kelulusan.
Informasi resmi mencatat bahwa Jokowi berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Kehutanan UGM tepat pada 5 November 1985.
Penyebaran jawaban dari LISA ini kembali membangkitkan berbagai pendapat di kalangan masyarakat.
Di jejaring sosial, sebagian pengguna menyoroti kekurangan akurasi pada teknologi AI milik kampus, sementara yang lain melihatnya sebagai bahan untuk spekulasi politik yang bisa menimbulkan tuduhan palsu.
UGM dianggap perlu bertindak cepat dalam memberikan pembetulan karena data yang salah berisiko merusak reputasi lembaga pendidikan serta membentuk pandangan negatif masyarakat terhadap figur publik.
Kampus juga sedang berkolaborasi dengan tim pengembang teknologi untuk meningkatkan kinerja sistem agar kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.
Upaya pembaruan meliputi penambahan data basis serta penguatan pembatasan pada fungsi LISA menjadi fokus utama dalam peninjauan setelah insiden ini.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

