Siregar Najeges: Belajarlah dari China, Tiru yang Baik-Baik Atasi Banjir Sumatra

Repelita Jakarta - Pegiat media sosial Siregar Najeges menyarankan pemerintah Indonesia mencontoh langkah China dalam mengatasi banjir melalui restorasi alam besar-besaran.

Sarannya muncul di tengah bencana banjir bandang dan longsor yang terus memakan korban di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.

Belajarlah dari China.

Tiru yang baek-baek.

Unggahan itu diposting Siregar melalui akun X pada Jumat, 12 Desember 2025.

Ia mencontohkan banjir besar Sungai Yangtze tahun 1998 yang memaksa China mengubah pendekatan dari sekadar pengendalian air menjadi penguatan ekosistem.

Setelah kejadian itu, pemerintah China melarang penebangan hutan secara total dan mengembalikan lahan miring rawan longsor menjadi kawasan hijau lewat program Grain For Green.

Hingga tahun 2024, China masih menanam sekitar empat juta pohon setiap tahun sebagai bagian dari komitmen jangka panjang tersebut.

Semua ini bukti kalau Bumi dirawat serius dia bakal balik ngasih perlingungan.

Menurut Siregar, pendekatan serupa sangat relevan diterapkan di Indonesia untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi yang semakin sering terjadi.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana per Jumat, 12 Desember 2025, mencatat korban meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Sumatera mencapai 990 jiwa.

Sementara 222 orang masih dilaporkan hilang dan lebih dari 5.400 warga mengalami luka-luka.

Bencana ini telah memengaruhi 52 kabupaten dan kota sejak akhir November 2025.

Unggahan Siregar langsung mendapat respons positif dari warganet yang setuju perlunya kebijakan restorasi alam secara masif untuk mencegah bencana berulang.

Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari pemerintah terkait saran untuk mengadopsi pendekatan China dalam penanganan banjir.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga