Chusnul Chotimah Sindir Kejagung Pamer Rp6,6 Triliun ke Prabowo: Cuma Pencitraan, Tak Berani Tangkap Silfester

Repelita Jakarta - Pengguna media sosial Chusnul Chotimah menyampaikan kritik terhadap tindakan Kejaksaan Agung yang menampilkan tumpukan dana rampasan di hadapan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, langkah tersebut tidak menunjukkan ketegasan dalam pemberantasan pelanggaran hukum secara merata.

Chusnul menilai bahwa institusi penegak hukum tampak selektif dalam menangani perkara.

“Tapi nangkap Silfester ga mampu,” ujar Chusnul di X @ch_chotimah2 pada 25 Desember 2025.

Ia berpendapat bahwa pameran dana sitaan hanya bertujuan membangun image positif semata.

“Artinya ini cuma pencitraan aja,” tandasnya.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung menarik perhatian masyarakat dengan memajang susunan uang pecahan Rp100 ribu yang membentuk struktur tinggi.

Jumlah total mencapai Rp6.625.294.190.469,74 atau sekitar Rp6,6 triliun.

Dana tersebut diserahkan kepada negara dan prosesnya disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Uang dalam jumlah besar itu berasal dari berbagai penyidikan kasus.

Termasuk hasil kerja Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan serta penyitaan dari tindak pidana korupsi dan pencucian uang.

Kejaksaan Agung menyatakan bahwa aset tersebut akan dimasukkan kembali ke kas negara sebagai bentuk pengembalian kerugian akibat kejahatan di bidang ekonomi serta pelanggaran hukum lainnya.

Tindakan menampilkan hasil rampasan dalam skala besar bukan yang pertama kali dilakukan oleh korps Adhyaksa.

Pada 20 Oktober 2025, Kejaksaan Agung juga pernah mempresentasikan dana sitaan senilai Rp13.255.244.538.149 atau sekitar Rp13,2 triliun di depan Presiden Prabowo Subianto.

Dana itu merupakan penyitaan dari perkara korupsi terkait pemberian kemudahan ekspor crude palm oil.

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga