Cerita itu kembali mencuat setelah nama Soeharto masuk dalam daftar tokoh yang diusulkan untuk memperoleh gelar Pahlawan Nasional.
Panda menuturkan satu peristiwa yang menurutnya menggambarkan watak berpolitik Soeharto semasa menjabat sebagai orang nomor satu di negeri ini.
Peristiwa tersebut terjadi saat putri Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, menikah dengan Prabowo Subianto pada Mei 1983.
“Siapa yang tidak menghormati Hoegeng. Tapi Hoegeng tidak boleh datang ke perkawinannya Prabowo. Kenapa? Karena Soeharto tidak mau lihat mukanya Hoegeng,” kata Panda dalam diskusi bertajuk Pro-Kontra Gelar Pahlawan Soeharto di kantor PB IKA PMII, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu, 9 November 2025.
Ia menjelaskan bahwa kisah tersebut bersumber dari ayah Prabowo, ekonom senior Soemitro Djojohadikusumo, yang sempat menceritakan langsung peristiwa itu.
“Itulah cerita Bapak Prabowo, Soemitro, ke Hoegeng di Cendana yang enggak aku ceritakan ke Hoegeng,” lanjut Panda.
Menurutnya, kisah itu bisa menjadi bahan refleksi publik untuk menilai kepribadian dan gaya kepemimpinan Soeharto yang kini tengah disodorkan untuk dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.
“Saya tidak dalam posisi setuju atau tidak setuju, apakah pantas atau tidak pantas. Biarkan publik yang menilai sendiri,” ujar mantan jurnalis tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

