Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Peringatan Risiko "Rent Seeker" di Balik Rencana Redenominasi Rupiah

Repelita Jakarta - Wacana redenominasi rupiah kembali mengemuka dan memunculkan perhatian terkait potensi praktik rent seeker serta salah persepsi di masyarakat.

Ekonom senior INDEF Tauhid Ahmad menilai penyederhanaan nilai mata uang dengan menghapus tiga nol di belakang nominal berisiko menimbulkan lonjakan harga dalam jangka pendek.

Risikonya selain inflasi yang pasti terjadi ya karena kan rupiah redenominasi orang pada naikin harga, kata Tauhid saat dihubungi Kompas.com, Minggu 9/11/2025.

Menurut dia, kenaikan harga pasca-redenominasi bukan berasal dari faktor biaya produksi atau permintaan barang dan jasa.

Ia menyoroti potensi praktik rent seeker yang memanfaatkan momentum perubahan sistem uang.

Karena memang ada unsur orang rent-seeker di situ, mencari momentum gitu ya, dan ini karena ada misinformasi masyarakat belum terbiasa, ujarnya.

Tauhid memperingatkan bahwa salah persepsi masyarakat bisa menimbulkan gejolak sosial, termasuk kekhawatiran bahwa nilai uang menurun hanya karena angka nominal berubah.

Mereka salah paham dan sebagainya karena perasaan nilai yang tadinya dimiliki banyak ya jutaan jadi hanya beberapa, yang punya miliaran menjadi hanya beberapa. Nah ini yang saya kira menjadi problem, tutur Tauhid.

Ia menekankan pemerintah perlu memperkuat sosialisasi publik secara masif agar pemahaman masyarakat tidak keliru.

Sosialisasi yang gencar di masyarakat, kata dia.

Rencana redenominasi mencuat setelah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memasukkan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Harga Rupiah ke dalam program prioritas.

Rencana ini tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 70 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2025–2029 dan ditargetkan rampung pada 2027.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fauzi H Amro meminta pemerintah berhati-hati agar redenominasi tidak menimbulkan gangguan ekonomi dan kesalahpahaman di masyarakat.

Ia menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini relatif stabil, namun menekankan pentingnya persiapan teknis dan komunikasi publik.

Persiapan teknis yaitu sosialisasi besar-besaran, penyesuaian sistem akuntansi, pembaruan aplikasi perbankan, mesin Electronic Data Capture EDC, kasir ritel, serta persiapan pencetakan uang baru. Semua harus sinkron, kata Fauzi saat dihubungi Kompas.com, Minggu 9/11/2025.

Ia menegaskan redenominasi tidak mengubah nilai riil uang masyarakat.

Nilai uang Rp 1.000 ketika diubah menjadi Rp 1 tetap memiliki nilai yang sama. Tidak ada pengurangan nilai uang atau tabungan rakyat, ujarnya.

Fauzi menambahkan risiko inflasi pasca-redenominasi dapat ditekan apabila pemerintah mengelola tahapan implementasi secara disiplin dan terstruktur.

Selama Indonesia mengelola prosesnya dengan disiplin, risikonya sangat kecil, kata Fauzi. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved