Nessie Judge Dihujat Publik, Dicap Coreng Nama Baik Negara Usai Gunakan Foto Korban Kejahatan Sadis dalam Konten Hiburan

 

Repelita Jakarta - YouTuber Nessie Judge tengah menjadi sorotan publik setelah menampilkan foto Junko Furuta, korban pembunuhan sadis di Jepang, dalam konten kolaborasi bersama boy band NCT Dream yang diunggah pada 2 November 2025.

Video bertema horor tersebut dibuat untuk menyambut Halloween 2025 dan menimbulkan protes, khususnya dari netizen Jepang, yang menilai penggunaan foto korban sebagai dekorasi studio tidak pantas.

Kolaborasi Nessie dengan NCT Dream awalnya ditunggu antusias oleh penggemar, namun kekecewaan muncul saat netizen menyadari dekorasi yang menampilkan Junko Furuta dengan mata tertutup garis hitam.

Konten ini memicu reaksi keras dari netizen, terutama dari Jepang, yang menilai tindakan tersebut tidak menghormati korban dan keluarganya.

Junko Furuta dikenal sebagai korban kejahatan brutal yang meninggalkan trauma mendalam bagi publik Jepang, sehingga penggunaan fotonya dalam konten hiburan menuai kecaman luas.

Kolom komentar video Nessie dibanjiri hujatan, dengan banyak pengguna meminta agar tayangan diturunkan dan Nessie menyampaikan permintaan maaf resmi kepada publik.

Menanggapi kritik, Nessie mengunggah klarifikasi di media sosial X dan menyampaikan permintaan maaf dalam bahasa Inggris dan Jepang. Ia juga menyatakan video akan diturunkan sementara untuk diedit ulang.

Meski sudah meminta maaf, hujatan tetap mengalir di media sosial. Sebagian netizen menilai permintaan maaf terlambat dan terkesan disertai pembelaan.

Beberapa komentar netizen Indonesia di X menyoroti tindakan Nessie.

“Aku salah satu neroris dari lama kecewa bgt sm kmu kak, image negara kita jadi ikutan jelek krn kesalahan kk & tim kk :) sakit hati bgt bacanta tau, mana aku pgn kerja di Jepang,” tulis @mochivanill****.

“Kak nes, dulu sampe minggu lalu aku suka sama video kak ness, tapi sekarang aku beneran ilang respect waktu ngeh dan citra Indonesia jelek karna kamu. Please minta maaf yang bener, tanpa embel embel tapi dan pembelaan," tulis @onyourg****.

“Dan jangan lupa belajar untuk minta maaf secara tulus, tanpa tapi dan pembelaan kak," tulis @tiaawu****.

Kasus ini menjadi peringatan bagi konten kreator agar berhati-hati dalam menggunakan elemen visual sensitif, terutama jika melibatkan korban kejahatan, karena dapat menimbulkan kontroversi publik.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga