Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Siti Zuhro ingatkan pejabat hentikan flexing, dansa-dansi, dan tutur kata yang menyakiti masyarakat

Repelita Jakarta - Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), R Siti Zuhro, mengimbau agar para elite politik dan pejabat negara tidak lagi melakukan tindakan atau mengucapkan kata-kata yang berpotensi melukai hati rakyat.

Ia menyoroti fenomena flexing, pamer gaya hidup, dan perilaku yang dianggap tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat.

Dalam program To The Point Aja yang tayang di YouTube SindoNews dan dikutip pada Minggu, 21 September 2025, Siti Zuhro menyampaikan bahwa flexing dan ekspresi berlebihan tidak membuat masyarakat merasa senang.

Ia menekankan pentingnya menjaga etika, sopan santun, dan perilaku yang sesuai dengan kedudukan sebagai pejabat publik.

Menurutnya, para pejabat seharusnya lebih dulu menyembuhkan luka sosial yang dirasakan masyarakat, bukan memperparahnya dengan tindakan yang tidak pantas.

Siti Zuhro menyampaikan bahwa manner, tutur kata, dan tindakan harus sesuai dengan standar moral sebagai pejabat negara.

Ia mengingatkan agar para pejabat tidak mengeluarkan pernyataan atau ekspresi yang bisa dianggap menghina rakyat.

Wiwiek, sapaan akrab Siti Zuhro, juga menyoroti pentingnya integritas, etika, dan moralitas dalam diri seorang pejabat.

Ia menyebut bahwa kejujuran dan kompetensi seharusnya menjadi hal utama yang ditunjukkan kepada publik.

Menurutnya, saat masyarakat masih dalam kondisi gundah dan tuntutan belum sepenuhnya terpenuhi, pejabat tidak seharusnya memancing kemarahan publik.

Ia mengingatkan agar para pejabat tidak membangunkan macan tidur dengan tindakan yang tidak bijak.

Wiwiek juga menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengingatkan para pembantunya untuk menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa para pembantu presiden harus patuh terhadap arahan Prabowo dalam menjaga hubungan dengan publik.

Menurutnya, demonstrasi dan protes yang muncul dari masyarakat merupakan bentuk harapan akan tradisi malu dan kesadaran untuk mundur dari jabatan.

Ia menyebut bahwa budaya tersebut mencerminkan peradaban masyarakat yang sudah matang dan beradab.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved