Repelita Jakarta - Pengamat politik Rocky Gerung menyampaikan pandangannya terkait wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang sempat mencuat di ruang publik.
Dalam pernyataan yang dikutip pada Sabtu, 20 September 2025, Rocky menegaskan bahwa meskipun pemakzulan terhadap Gibran kemungkinan besar batal, hal itu bukan alasan untuk merasa lega.
Ia menyebut bahwa memori publik sudah terbentuk dan penilaian terhadap kapasitas Gibran sebagai wakil presiden tidak akan mudah dihapus.
Menurut Rocky, batalnya pemakzulan bukan berarti Gibran lolos dari sorotan tajam masyarakat.
Rocky mengatakan bahwa publik telah menyaksikan langsung bagaimana Gibran menjalankan peran sebagai pejabat negara.
Ia menyindir bahwa kemampuan Gibran hanya sebatas membagikan produk perawatan wajah, bukan menunjukkan kapasitas berpikir yang dibutuhkan dalam jabatan tinggi.
Rocky menyebut bahwa yang dibutuhkan Gibran bukan skincare, melainkan perawatan otak.
Ia menambahkan bahwa kritik ini bukan sekadar ejekan, melainkan bentuk panggilan moral terhadap kualitas kepemimpinan.
Rocky juga menyinggung potensi kritik dari kalangan mahasiswa yang akan mewarisi isu ini sebagai bahan diskusi di lingkungan kampus.
Ia menyebut bahwa mahasiswa dari berbagai universitas akan mendapatkan penjelasan dari senior mereka mengenai kelemahan berpikir Gibran.
Menanggapi polemik yang berkembang, Gibran menyampaikan bahwa hal tersebut berkaitan dengan adanya dua pusat kekuasaan dalam pemerintahan.
Ia mengatakan bahwa penyelesaian harus dilakukan secara kebudayaan dan moral.
Gibran menyebut bahwa satu kekuasaan berasal dari Tidar dan belum tenggelam, sementara yang lain muncul dari gorong-gorong dan tenggelam di IKN.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

