Dalam wawancara yang diunggah di kanal YouTube resminya pada Kamis, 25 September 2025, Mahfud menyebut bahwa terdapat anggota kepolisian yang telah diberhentikan secara tidak hormat karena pelanggaran berat, namun kembali bertugas dengan jabatan baru.
Ia menyatakan bahwa beberapa polisi yang terlibat kasus pemerasan dan narkoba justru kembali bekerja sebagai staf khusus atau tenaga ahli di lingkungan Polri.
Menurut Mahfud, akar persoalan bukan terletak pada struktur atau regulasi, melainkan pada budaya kerja yang telah kehilangan nilai-nilai pengabdian dan meritokrasi.
Ia menyoroti bahwa promosi jabatan di Polri lebih banyak ditentukan oleh kedekatan dengan pimpinan atau uang, bukan berdasarkan prestasi dan integritas.
Mahfud juga menyampaikan bahwa polisi yang berintegritas justru kesulitan naik jabatan karena sistem yang tidak mendukung profesionalisme.
Ia menegaskan bahwa reformasi Polri tidak harus dilakukan dengan membongkar institusi secara total, melainkan dengan memperbaiki budaya internal agar aparat benar-benar mengabdi kepada masyarakat.
Mahfud menyatakan komitmennya untuk melakukan inspeksi mendadak sebagai bagian dari tugasnya di Tim Reformasi Polri.
Ia juga berjanji akan menyampaikan temuan-temuan tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk tanggung jawab terhadap perbaikan institusi.
Menurut Mahfud, perubahan kultur di tubuh Polri sangat penting agar institusi tersebut tidak terjebak dalam praktik korupsi maupun politik internal yang merusak kepercayaan publik. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

