
Repelita Jakarta – Cerita di balik penjarahan rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada akhir Agustus 2025, menyimpan kisah yang tak kalah absurd dari naskah komedi.
Politikus Partai NasDem itu disebut berhasil selamat dengan cara bersembunyi di toilet selama tujuh jam sambil menyamar sebagai penjaga rumah.
Informasi tersebut diungkap oleh staf pribadinya, Tabroni, melalui unggahan akun Instagram @vocazine pada Sabtu, 27 September 2025.
Tabroni menjelaskan bahwa kericuhan bermula dari pernyataan Sahroni yang menyebut rakyat pendukung pembubaran DPR sebagai “orang tolol”.
Pernyataan itu memicu kemarahan massa yang kemudian mendatangi rumah Sahroni dan melakukan penjarahan.
Saat situasi memanas, Sahroni yang berada di rumah bersama staf dan tamu langsung panik dan naik ke rooftop.
Di lantai paling atas itu, ia memilih bersembunyi di toilet kecil berukuran tiga meter persegi.
Untuk menyempurnakan penyamarannya, Sahroni melumuri wajahnya dengan tanah dan debu agar terlihat seperti staf rendahan.
Menurut Tabroni, sempat ada seseorang masuk ke toilet dan menyorotkan senter ke wajah Sahroni.
“Bapak cerita, ada yang tiba-tiba masuk, sempat senterin dia dan tanya, ‘kamu siapa?’” ujar Tabroni.
Sahroni menjawab dengan polos, “Saya penjaga rumah.”
Orang tersebut tidak curiga dan hanya menyuruh Sahroni tetap diam di dalam toilet karena situasi di luar masih kacau.
Selama bersembunyi, Sahroni tidak membawa ponsel karena tertinggal dan ikut hilang saat rumah dijarah.
Ia baru keluar sekitar pukul 22.00 WIB dengan cara memanjat atap dan masuk ke rumah tetangga untuk meminjam telepon.
Nomor satu-satunya yang ia ingat saat itu adalah nomor istrinya, Feby Belinda, yang sedang berada di luar kota.
Kisah ini menjadi sorotan publik karena menunjukkan sisi lain dari peristiwa politik yang berubah menjadi drama bertahan hidup.
Di tengah situasi genting, akting dadakan dan tanah di wajah ternyata cukup untuk menyelamatkan nyawa seorang mantan anggota dewan. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

