Repelita Jakarta - Presiden ke-7 RI Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik setelah pernyataannya kepada relawan dinilai menimbulkan kegaduhan politik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konteks dukungan terhadap pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk menjabat dua periode.
Pengamat politik dari Universitas Nasional, Selamat Ginting, menilai langkah Jokowi itu sebagai tekanan politik terhadap pemerintahan Prabowo yang baru berjalan.
Menurutnya, perintah kepada relawan tersebut berpotensi membuat Presiden Prabowo merasa tidak nyaman.
Ini juga dalam konteks menekan Presiden Prabowo hingga periode selanjutnya. Nah ini tentu saja membuat Presiden Prabowo tidak nyaman. Mengapa tdk nyaman? Karena kalau kata orang Betawi bilang ‘Belande masih jauh’, kata Selamat dalam acara Bola Liar yang dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Jumat malam 26 September 2025.
Selamat menyebut bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran saat ini memiliki koalisi partai yang solid.
Namun pernyataan Jokowi dianggap mengabaikan keberadaan koalisi tersebut dan seolah mengangkangi posisi Prabowo sebagai kepala pemerintahan.
Karena itu perlu dilihat secara psikologi politik. Presiden Prabowo adalah pemain politik yang sangat dominan, dia tidak mau diintervensi siapapun, dan dia sebagai militer tentu saja memperhatikan loyalitas, kapabilitas, bebernya.
Ia menilai bahwa sikap Jokowi tersebut menunjukkan ketidakloyalan terhadap Prabowo.
Kira-kira begini (perumpamaannya) ‘elo siapa sih, kan elo bukan presiden lagi’ itu persepsi dan perspektif yang memang akan muncul kalau kita menganalisis secara politik, pungkasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

