Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Herwin Sudikta dan Nazlira Alhabsy Soroti Penyetaraan UTS College dan Ambisi Politik Keluarga Jokowi

 

Repelita Jakarta – Polemik latar belakang pendidikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kembali menjadi sorotan publik setelah pegiat media sosial Herwin Sudikta mengungkapkan temuan barunya.

Herwin menyoroti keberadaan UTS Insearch, yang kini dikenal sebagai UTS College, sebagai bagian dari perjalanan akademik Gibran.

Dalam unggahan di X @bangherwin pada 22 September 2025, Herwin menyatakan bahwa UTS Insearch bukanlah sekolah formal.

Setelah gue cari dari berbagai sumber resmi, jelas UTS Insearch (sekarang UTS College) bukan sekolah formal, tulisnya.

Ia menjelaskan bahwa lembaga tersebut merupakan pathway institution atau bimbingan akademik yang berfungsi sebagai persiapan masuk ke University of Technology Sydney (UTS).

Tapi lembaga pathway alias bimbel akademik untuk persiapan masuk UTS, lanjutnya.

Herwin menyindir bahwa di Indonesia, lembaga seperti itu bisa disetarakan dengan ijazah SMA atau SMK hanya melalui surat keputusan pejabat.

Menurutnya, hal ini bukan sekadar persoalan teknis terkait Gibran, melainkan menyangkut integritas sistem penyetaraan pendidikan nasional.

Ini bukan sekadar soal Fufufafa, tapi soal integritas sistem penyetaraan pendidikan kita, imbuhnya.

Ia juga mempertanyakan apakah standar penyetaraan berlaku sama untuk seluruh warga negara atau hanya untuk mereka yang memiliki akses politik.

Apakah standar berlaku sama untuk semua, atau hanya untuk mereka yang punya akses politik? tandas Herwin.

Sebelumnya, pengacara sekaligus pegiat media sosial Nazlira Alhabsy turut menyampaikan kritik tajam terhadap polemik ijazah Gibran.

Dalam unggahan di X @Naz_lira pada 21 September 2025, Nazlira membandingkan mantan Presiden Jokowi dengan sosok Ken Arok dan Fir’aun.

Ia menyebut bahwa Jokowi seakan merasa memiliki Indonesia melebihi Ken Arok memiliki Kerajaan Singasari maupun Fir’aun dengan Mesirnya.

Jangankan sertifikat bimbel, bahkan daun pisang di tangan Gibran dapat disulap Jokowi menjadi ijazah sarjana, tulis Nazlira.

Nazlira menilai bahwa hal tersebut bisa terjadi karena Jokowi memberikan titah kepada Mendikbud untuk menyetarakan syarat tertentu dengan gelar strata-1.

Ia juga menyinggung kisah Ken Arok sebagai simbol ambisi dan pengkhianatan, namun menyebut Jokowi telah melampaui sisi amoral tokoh tersebut.

Ken Arok hanya berkuasa selama lima tahun, sementara Jokowi sudah sepuluh tahun dan masih menunjukkan ambisi membangun dinasti politik.

Menurut Nazlira, ambisi itu terlihat dalam berbagai upaya agar Gibran bisa menduduki singgasana kekuasaan yang sebelumnya telah dinikmati Jokowi.

Seandainya masih hidup, Ken Arok dan Fir’aun pun usap dada melihat tingkah Jokowi, tukasnya.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved