
Repelita Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, menilai ada strategi politik yang sedang dijalankan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di balik instruksi kepada kelompok relawan untuk mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka selama dua periode.
Jokowi sebelumnya menyampaikan secara terbuka bahwa dirinya telah memerintahkan seluruh lawan untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran hingga dua periode.
Meski telah dipecat dari PDIP, Jokowi tetap aktif di dunia politik melalui jaringan relawan yang selama ini menjadi basis dukungannya.
Beberapa kelompok relawan yang dikenal dekat dengan Jokowi antara lain Projo, Seknas Jokowi, dan Bara JP.
"Sejak awal saya sampaikan seluruh relawan untuk itu. Ya memang sejak awal saya perintahkan seperti itu untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran dua periode," ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo, Jumat, 19 September 2025.
Andreas menilai pernyataan Jokowi terlalu dini karena pemerintahan Prabowo-Gibran belum genap satu tahun berjalan.
Ia menambahkan latar belakang sikap Jokowi yang mempertimbangkan terburu-buru menyampaikan dukungan untuk dua periode.
"Pak Jokowi ini ya mungkin momennya, ya pasti momennya, terlalu terlalu cepat ya. Kita juga perlu perhatikan begitu ee apa sih sebenarnya latar belakang sehingga Pak Jokowi ini memaksa menyampaikan itu terlalu cepat begitu kan," kata Andreas dalam program Sapa Indonesia Pagi, Kompas TV, Senin, 22 September 2025.
Andreas menduga Jokowi sedang menyiapkan mekanisme penyelamatan politik di tengah sorotan publik terhadap isu ijazah palsu yang menimpanya.
Ia juga menyinggung polemik serupa yang dialami Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Gibran digugat secara perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terkait ijazah setingkat SMA yang digunakan dalam pencalonannya di Pilpres 2029.
"Ya kan kita lihat situasi seperti itu saat ini gimana, ya serangan terhadap Pak Jokowi sendiri soal ijazah kemudian Gibran juga akhir-akhir dipersoalkan soal ijazahnyanya ya. Sehingga ini perlu ada apa mekanisme, mekanisme escape gitu ya, mekanisme penyelamatan," ujar Andreas.
Ia membahas analisis tersebut dengan pengalaman politik pada Pilpres 2024, di mana perubahan konstitusi sempat terjadi untuk mengakomodasi pencalonan Gibran sebagai wakil presiden meski belum berusia 40 tahun.
"Artinya ini analisa ya, analisa kita terhadap apa yang dia sampaikan begitu, tekanan cepat ini tentu ada ada latar belakangnya."
"Kita tahu Pak Jokowi ini kan sangat apa ya, sangat cerdik dalam berpolitik dengan pengalaman kita di periode yang lalu. Kemudian dalam perjalanan sekarang Pak Jokowi memainkan semua instrumen untuk sampai kepada anaknya itu jadi wakil presiden kan itu kita tahu begitu," tutup Andreas.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

