Repelita Jakarta - Direktur Utama PT Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota, resmi menyatakan mundur dari jabatannya.
Keputusan tersebut menuai perhatian publik karena dianggap jarang terjadi di kalangan pejabat perusahaan pelat merah.
Pengamat kebijakan publik Rocky Gerung menilai langkah Joao cukup mengejutkan sekaligus memunculkan tanda tanya besar mengenai penyebabnya.
Ia menyebut, jarang ada pejabat yang tidak hanya mundur, tetapi juga secara terbuka meminta maaf kepada masyarakat.
Rocky memandang hal ini sebagai kabar positif, sebab Joao berani mengakui kegagalan dan keresahan yang ia rasakan selama memimpin perusahaan.
Menurutnya, pejabat tersebut menilai dirinya belum berhasil menyejahterakan petani meskipun telah menjabat selama enam bulan.
Ia juga menekankan bahwa Joao menjadi contoh bahwa tidak semua orang terjebak pada ambisi mempertahankan jabatan demi kekuasaan atau keuntungan pribadi.
Integritas yang ditunjukkan Joao, kata Rocky, menjadi bukti bahwa masih ada pemimpin yang lebih mengutamakan tanggung jawab ketimbang posisi.
Namun, Rocky menyoroti bahwa mundurnya Joao juga mencerminkan adanya masalah manajemen di tubuh Badan Usaha Milik Negara.
Ia berpendapat, BUMN seharusnya berorientasi pada kesejahteraan rakyat, bukan sekadar mencari keuntungan dari bisnis yang melibatkan masyarakat.
Menurut Rocky, indikasi adanya prioritas yang keliru di lingkup Holding maupun Danantara menjadi faktor yang perlu diperhatikan.
Ia menilai hal tersebut menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dalam pengelolaan BUMN di Indonesia.
Joao menyampaikan pengunduran dirinya melalui konferensi pers di Jakarta pada Senin, 11 Agustus 2025.
Dalam pernyataannya, ia mengaku belum mampu memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian negara dan kesejahteraan petani selama menjabat.
Dengan nada penyesalan, Joao meminta maaf kepada seluruh warga negara, khususnya petani, serta kepada Presiden yang telah memberinya amanah memimpin Agrinas.
Ia menegaskan, keputusan tersebut diambil karena masalah pangan merupakan persoalan mendesak yang menjadi perhatian serius Presiden.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

