Skandal Ijazah Palsu Jepang Jadi Sorotan, Kader PKB Kritik Jokowi dan Ingatkan Dampak Kebohongan

 

Repelita Jakarta - Umar Hasibuan, kader PKB, memberikan sindiran terkait isu ijazah palsu yang menyeret mantan presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Sindiran itu merujuk pada kasus Maki Takubo, Wali Kota Ito di Prefektur Shizuoka, Jepang, yang mengundurkan diri setelah kebohongan soal latar belakang pendidikannya terungkap.

Maki Takubo sebelumnya mengaku lulusan Universitas Toyo, namun kemudian mengakui bahwa dirinya tidak lulus dan di-drop out dari universitas tersebut.

Dia berjanji akan menyerahkan dokumen seperti ijazah dan buku tahunan ke kejaksaan untuk diperiksa keasliannya.

Takubo mengakui bahwa tanpa bukti kuat, pernyataan soal keaslian ijazah hanya sekadar kata-kata, sehingga lebih baik diserahkan pada penyidik.

Umar Hasibuan mengaitkan kasus ini dengan isu ijazah palsu Jokowi melalui cuitan di akun media sosial pribadinya.

Ia menegaskan kebohongan yang dilakukan sekali akan terus berulang jika tidak diakui.

“Belajarlah dari wali kota Jepang dia berbohong lalu mengakui atas kebohongannya,” ujarnya.

Kasus Maki Takubo memicu kemarahan parlemen kota Ito yang meminta pengunduran dirinya dan membentuk komite investigasi khusus.

Meski mengundurkan diri, Takubo berencana kembali maju dalam pemilu setelah menyerahkan dokumen kepada kejaksaan dan menyelesaikan proses hukum.

Sementara itu, Jokowi tidak menghadiri gelar perkara khusus dugaan ijazah palsu di Bareskrim, yang menuai sorotan publik.

Pegiat media sosial Arif Wicaksono menilai sikap Jokowi dan kuasa hukumnya yang enggan menunjukkan ijazah asli mengindikasikan ketidakkooperatifan dalam proses hukum.

“Kalau begini, wajar masyarakat menilai Jokowi Tidak Kooperatif dan Menghalangi Proses yang Dilakukan Bareskrim,” tulis Arif.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga