Said Didu Soroti 10 Juta Rekening Bansos Bermasalah: Penyelenggara Harus Bertanggung Jawab

 

Repelita Jakarta - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap temuan mengejutkan terkait bantuan sosial (bansos).
Sekitar 10 juta rekening penerima bansos dinyatakan salah sasaran, dengan total saldo yang masih tersisa mencapai lebih dari Rp2 triliun.

Sebagian besar dari rekening itu diketahui sudah tidak aktif selama lebih dari lima tahun.
Namun, anehnya, masih menyimpan saldo dalam jumlah signifikan.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menyebut sejumlah rekening penerima bansos bahkan dipakai untuk kegiatan tak layak.
Beberapa di antaranya justru digunakan untuk bermain judi online.

"Rekening penerima bansos yang digunakan untuk kepentingan lain yang tidak sesuai. Ada yang dipakai untuk bermain judol," ucap Ivan, Senin (8/7/2025).

Temuan lainnya, lebih dari 550 ribu penerima bansos diduga aktif berjudi online sepanjang 2024.
Dana yang mereka setorkan ke akun judi daring mencapai lebih dari Rp900 miliar, tersebar dalam lebih dari tujuh juta transaksi.

"Berdasarkan data NIK, lebih dari 550 ribu penerima bansos aktif bermain judol dengan total deposit di atas Rp900 miliar," tegas Ivan.

Menanggapi hal tersebut, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu melontarkan kritik tajam.
Ia menyebut penyelenggara program bansos harus bertanggung jawab atas carut marut penyaluran bantuan ini.

"Jahat – penyelenggara harus bertanggung jawab," tulis Said Didu di akun X miliknya, Selasa (8/7/2025).

PPATK menyatakan akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Sosial untuk memastikan dana bansos tersalurkan tepat sasaran.
Langkah ini diambil untuk menghindari penyalahgunaan dana negara yang seharusnya diperuntukkan bagi warga kurang mampu.

"Dan menghindari bansos digunakan untuk tindak pidana, misalnya untuk judol," tutup Ivan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga