
Repelita Jakarta - Polemik seputar ijazah Presiden ketujuh RI, Joko Widodo, makin menimbulkan diskusi luas di tengah publik.
Pernyataan mantan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Sofian Effendi, memicu sorotan lantaran ia menegaskan nama Joko Widodo tidak ada dalam daftar wisudawan UGM tahun 1985.
Hal itu disampaikan Sofian melalui kanal YouTube @Balige Academy, di mana ia menduga pernah terjadi manipulasi data akademik saat UGM dipimpin Pratikno.
Seiring pernyataan tersebut, mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, mengaku memperoleh kabar mengenai tekanan yang diarahkan kepada Sofian Effendi.
"Baru saja saya dapat info dari Jogya bhw sedang terjadi upaya pembungkaman thdp Prof. Sofian Effendi krn buka kasus Ijazah Jokowi," kata Said Didu.
Ia pun mengajak para aktivis untuk menjaga dan mendukung Prof. Sofian agar tidak tertekan oleh upaya pembungkaman.
"Mhn teman2 di Jogya menjaga beliau dan kita semua berikan dukungan kpd Prof. Sofian Effendi," tambah Said Didu.
Sementara itu, Tifauzia Tyassuma alias Dokter Tifa juga menyerukan agar Relawan Alumni Gadjah Mada Bergerak turut mengawal Prof. Sofian.
"Teman-teman Relagama mohon check dan jaga Prof Sofyan ya…," tulis Dokter Tifa.
Dokter Tifa juga menyinggung arsip Koran Kedaulatan Rakyat dan Bernas tertanggal 18 Juli 1980 yang raib dari seluruh perpustakaan di Yogyakarta.
Ia khawatir kejadian serupa menimpa Sofian yang kini berani buka suara terkait status Jokowi di UGM.
"Jangan sampai beliau bernasib sama dengan Koran Kedaulatan Rakyat dan Bernas tanggal 18 Juli 1980 yang raib dari semua Perpustakaan se-Yogyakarta," kata Dokter Tifa. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

