Repelita Jembrana - Lukman, seorang nelayan asal Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi sosok pertama yang menemukan korban tenggelamnya kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu, 2 Juli 2025.
Ia menceritakan bahwa saat itu sedang melaut sekitar pukul 02.00 WITA dan mulai menabur pancing setengah jam kemudian.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan minta tolong dari arah laut.
Merasa penasaran, Lukman segera memutus tali pancing dan menuju sumber suara.
Karena gelombang laut yang tinggi, ia mematikan mesin perahu untuk mendengarkan lebih jelas.
Setelah mendengar teriakan lagi, ia mengarahkan senter dan melihat seseorang yang akhirnya ia tarik ke atas perahu.
Awalnya ia mengira orang tersebut sesama nelayan, namun setelah memastikan, ternyata korban adalah penumpang kapal.
Tak berhenti di situ, ia mencoba mencari korban lain dan kembali ke tengah laut.
Namun, karena perahunya tidak mampu melaju lebih jauh, ia memutar balik ke utara dan bertemu rekannya, Pak Santoso.
Ia segera memberi tahu bahwa ada korban kapal tenggelam dan meminta agar Santoso tidak melaut dulu.
Mereka kemudian bersama-sama menemukan dua korban selamat lainnya dan satu korban meninggal dunia.
Tak lama kemudian, Lukman melihat lampu berkedip di kejauhan.
Ia mendekati sumber cahaya tersebut dan menemukan empat korban, namun satu di antaranya sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
Para korban langsung dievakuasi ke daratan.
Setiba di darat, Lukman mengajak nelayan lainnya untuk membantu proses pencarian.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jembrana mencatat bahwa sebanyak 26 korban telah dievakuasi di wilayah Jembrana, terdiri dari 20 selamat dan 6 meninggal dunia.
Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, menjelaskan bahwa hingga hari ketujuh pencarian, total korban yang ditemukan mencapai 39 orang.
Terdiri dari 30 selamat, 9 meninggal dunia, di mana 7 telah teridentifikasi dan 2 lainnya masih dalam proses autopsi.
Proses pencarian dan evakuasi dibantu oleh 12 nelayan dan 10 relawan.
Atas keberanian mereka, Pemerintah Kabupaten Jembrana memberikan penghargaan berupa piagam, paket sembako, selimut, dan sejumlah uang tunai.
Penghargaan itu diberikan langsung oleh Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan, di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan terima kasih atas peran besar para nelayan dan relawan yang telah menyelamatkan banyak korban.
Ia juga berharap semangat kemanusiaan ini terus tumbuh, sehingga dalam kejadian serupa masyarakat bisa bergerak bersama tanpa perlu diperintah.
Hingga Selasa, 8 Juli 2025, dari total 65 penumpang dan awak kapal yang tercatat dalam manifes, sudah 40 orang berhasil ditemukan.
Dari jumlah itu, 10 orang dalam kondisi meninggal dunia dan 30 lainnya selamat.
Sementara 25 orang masih belum ditemukan.
Namun, jumlah korban diduga lebih dari 65 karena banyak penumpang tidak tercatat dalam manifes, sebagaimana disampaikan oleh sejumlah keluarga korban. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

