Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Kronologi Lengkap Pembubaran Rumah Ibadah di Padang Dua Anak Luka-Luka

 

Repelita Padang - Insiden penyerangan dan pembubaran paksa kegiatan ibadah di sebuah rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat, menimbulkan kepanikan dan menyebabkan dua anak mengalami luka-luka.

Kejadian ini berlangsung pada Minggu 27 Juli 2025 sore sekitar pukul 16.00 WIB dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial melalui unggahan akun @permadiaktivis2.

Dalam rekaman tersebut terlihat sekelompok warga mendatangi rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Anugerah Padang sambil berteriak meminta pembubaran ibadah.

Massa juga terlihat membawa benda tumpul, kayu, batu, dan senjata tajam untuk mengintimidasi jemaat yang sedang melakukan ibadah minggu dan pendidikan agama anak-anak Kristen.

Penyerangan berujung pada perusakan fasilitas rumah doa.

Kaca jendela pecah, perabotan berantakan, dan puluhan jemaat termasuk anak-anak panik berhamburan keluar sambil menangis.

Dua anak berusia 11 dan 9 tahun dikabarkan mengalami luka akibat pemukulan massa dan harus mendapatkan penanganan medis.

Pendeta Dachi selaku perwakilan GKSI menjelaskan rumah tersebut sejatinya bukan gereja, melainkan tempat belajar agama Kristen bagi anak-anak yang tidak mendapatkan pengajaran agama Kristen di sekolah negeri sekitar.

Ia menegaskan penyerangan terjadi karena kesalahpahaman sebagian warga yang menganggap bangunan itu sebagai gereja.

Wakapolda Sumatera Barat Brigjen Pol Solihin menyatakan pihak kepolisian telah menangkap sembilan orang yang terekam dalam video penyerangan dan pembubaran paksa tersebut.

Menurutnya, jumlah tersangka masih dapat bertambah seiring proses penyidikan yang terus berlangsung.

Solihin memastikan tidak ada pihak yang boleh bertindak semena-mena di wilayah hukum Sumatera Barat dan menegaskan penanganan kasus akan dilakukan sesuai hukum yang berlaku.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasco Ruseimy menekankan bahwa peristiwa intoleransi di Kelurahan Padang Sarai ini tidak mewakili sikap masyarakat Minangkabau secara umum.

Ia meminta publik untuk tidak mudah memberikan label intoleran kepada Sumatera Barat hanya karena satu insiden ini.

Meski menilai insiden perlu dilihat menyeluruh, Vasco menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dapat dibenarkan dan berharap kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved