Repelita Jakarta - Gerakan Indonesia Bersih (GIB) menyuarakan desakan agar mantan Presiden Joko Widodo dibawa ke meja hijau atas berbagai dampak yang ditinggalkannya selama dua periode kepemimpinannya.
Adhie M Massardi selaku pendiri dan koordinator GIB menegaskan bahwa akar persoalan bangsa saat ini tidak bisa dilepaskan dari peran Jokowi.
“Jawabannya sederhana saja. Semua kerusakan ini berasal dari Jokowi,” ujar Adhie melalui kanal YouTube RMOLTV pada Minggu, 6 Juli 2025.
Menurut Adhie, salah satu bukti kegagalan Jokowi adalah peningkatan jumlah masyarakat miskin secara drastis selama sepuluh tahun masa pemerintahannya.
Ia menyebut angka kemiskinan telah mencapai 194,4 juta jiwa atau sekitar 68,2 persen dari total populasi.
“Negara kita ini jadi punya jumlah penduduk miskin terbanyak di dunia. Itu semua peninggalannya,” tambahnya.
Lebih jauh, Adhie menilai era Jokowi justru memperparah situasi korupsi di Indonesia.
Ia mengutip laporan dari Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang menempatkan Jokowi sebagai tokoh paling korup secara global.
Adhie mengatakan bahwa reputasi buruk tersebut merusak citra Indonesia di mata dunia.
“Bayangkan, orang paling korup di dunia ada di negeri ini. Tapi bisa jalan-jalan naik motor, buka open house. Dunia geli lihat bangsa ini,” ujar Adhie.
Ia juga mengangkat kembali isu dugaan ijazah palsu Jokowi yang mencuat setelah dirinya tidak lagi menjabat presiden.
Menurutnya, hal itu mempermalukan dunia pendidikan tinggi Indonesia.
“Ketidakjujuran itu sistemik. Akibatnya martabat bangsa ini benar-benar terpuruk,” kata Adhie.
Kerusakan yang ditinggalkan Jokowi, menurutnya, kini menjadi beban pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Meskipun Prabowo sudah melakukan berbagai kunjungan luar negeri, hasil nyata belum juga dirasakan.
“Karena kalau mereka bantu, bisa-bisa dikorup lagi. Ketidakpercayaan pada sistem hukum kita membuat bantuan pun enggan datang,” tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok.