Hasto Dituntut 7 Tahun, Mantan Penyidik KPK: Dia Bukan Satu-satunya Aktor dalam Kasus Ini

Repelita Jakarta - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi, Praswad Nugraha, meminta agar lembaga antirasuah itu tidak berhenti pada penetapan Hasto Kristiyanto semata dalam perkara suap pergantian antar waktu (PAW) anggota DPR.

Menurut Praswad, indikasi keterlibatan pihak lain masih terbuka lebar dan perlu diselidiki lebih jauh oleh KPK.

Ia menilai bahwa kasus ini tidak hanya soal seorang Sekjen partai yang turut serta dalam tindakan perintangan hukum, tetapi juga menyangkut jejaring kekuasaan yang lebih besar.

"Hasto bukanlah satu-satunya aktor dalam kasus ini," tegas Praswad, Senin, 7 Juli 2025.

Ia menduga perintangan proses penegakan hukum merupakan bagian dari upaya sistematis untuk menjaga kepentingan kelompok tertentu dalam proses politik nasional.

Karenanya, Praswad mendorong penyidik KPK menyisir keterlibatan pihak dari ranah legislatif maupun lingkaran elite partai politik.

Praswad juga menegaskan bahwa kasus ini bukan perkara politisasi hukum, melainkan ujian nyata terhadap komitmen KPK dalam memberantas korupsi politik.

"Fakta dan kenyataan pahit harus kita terima, bahwa korupsi telah menyusup ke seluruh lini kehidupan, bahkan meracuni puncak demokrasi," ujarnya.

Sebelumnya, Hasto dituntut tujuh tahun penjara oleh jaksa KPK atas dugaan menyembunyikan keberadaan Harun Masiku serta keterlibatannya dalam suap terhadap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.

Jaksa juga meminta Hasto dijatuhi denda Rp 650 juta, dengan ketentuan subsider enam bulan penjara jika tidak dibayar.

Perkara ini mencuat kembali karena Harun Masiku, buronan KPK sejak 2020, hingga kini belum tertangkap.

Praswad berharap pengusutan menyeluruh bisa membongkar praktik korupsi politik yang selama ini bersembunyi di balik proses hukum yang setengah jalan. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga