Repelita Lombok - Agam Rinjani, sosok pemandu Gunung Rinjani yang dikenal luas di kalangan pendaki, menjadi sorotan nasional dan internasional setelah aksi heroiknya mengevakuasi jenazah pendaki asal Brasil, Juliana Marins.
Pria asal Makassar kelahiran 1988 ini telah mendaki Rinjani lebih dari 500 kali, dan dikenal tak hanya sebagai porter profesional, tapi juga relawan tangguh dalam berbagai evakuasi pendaki.
Dedikasinya pada dunia pendakian membawanya ke berbagai kesempatan kolaborasi, termasuk bersama Gakkum Kehutanan.
Dalam wawancara di kanal YouTube, Agam mengaku pernah menghasilkan ratusan juta rupiah dari aktivitas pendakian dalam waktu singkat.
Ia bercerita pernah menyimpan penghasilannya lalu berlibur ke Bali, menginap di hotel mewah seharga Rp24 juta per malam, namun justru diusir satpam karena penampilannya dianggap tak pantas.
Kisah ini viral dan mengundang simpati luas.
Setelah keberhasilannya dalam misi evakuasi Juliana, warga Brasil menggalang dana melalui platform Voaa untuk menghargai jasa Agam.
Donasi itu sempat menuai polemik setelah diketahui penghasilan Agam di masa lalu cukup tinggi.
Namun pihak Voaa tetap berkomitmen menyalurkan dana sepenuhnya tanpa potongan kepada Agam, sebesar Rp1,54 miliar.
Pernyataan resmi Voaa menyebut, “Kami akan tetap memberikan donasi 100 persen kepada Agam, tanpa pemotongan pajak.”
Reaksi netizen pun beragam.
Sebagian menilai Agam layak menerima donasi sebagai bentuk penghargaan, sementara lainnya menyoal pengelolaan keuangannya di masa lalu.
Akun @fid*** menulis, “Orang kayak gini dapat uang untuk beli experience lain yang dia nggak dapat (kemewahan), karena hal itu nggak didapat di alam.”
Sementara akun lain menulis sinis, “Duit segitu langsung diabisin buat seneng-seneng doang sampe abis? Damn. Mentality.”
Meski demikian, donasi dari warga Brasil tetap dilanjutkan sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan dedikasi Agam dalam penyelamatan di Gunung Rinjani. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok