Repelita Jakarta - Orang-orang yang melindungi Riza Chalid dalam pusaran korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina-KKKS 2018-2023 didesak untuk diusut hingga tuntas.
Desakan ini disampaikan mantan Sekretaris Menteri BUMN Said Didu.
Menurutnya, Riza tetap leluasa bergerak meski orang kepercayaannya di Pertamina sempat diblokir saat seleksi Direktur Utama Pertamina pada 2018.
Hanung Budya Yuktyanta yang menjadi orang dalam andalan Riza kini sudah berstatus tersangka.
"Hanung Budya ini kalau pemerintahan bersih pasti tersingkir. Pasti tersingkir. Dan saya tiga kali sebagai ketua seleksi (Direktur Utama Pertamina) mencoret namanya. Karena siapapun pemerintahannya, dia dicoba, dan salah satu musuhnya adalah orang-orang yang pemain," ujar Said Didu.
Said menyebut manuver Riza tak berhenti di internal Pertamina.
Ia menduga ada kekuatan politik yang dipakai Riza untuk tetap mengatur arah kebijakan meski tak lagi memegang jabatan resmi.
"Nah, pada saat itu, pada saat Jokowi masuk kan. Masuk nih kan, sebentar kan. Nah, yang menariknya, dia sudah di luar, masih bisa mengatur. Dia sudah bukan pejabat pada saat 2018. Bukan pejabat lagi loh. Nah, artinya ini ada orang lain yang mengatur dari luar," sambungnya.
Karena itu, Said menduga kuat ada pejabat tinggi yang jadi tameng Riza hingga tidak ada pejabat Pertamina tingkat atas yang terseret kasus ini.
"Sehingga kita lihat yang tersangkanya enggak ada pejabat Pertamina loh, pejabat Pertaminaa di atas. Yang bawah semua kan? Nah, hanya Reza Chalid, Hanung, dan dari luar (6 orang tersangka lainnnya)," jelas Said Didu.
"Artinya korupsi ini dikendalikan dari luar. Dari luar atas. Nah, jadi kalau luar atas, luar atas yang bisa mengatur ini kan hanyalah Menteri BUMN dan Presiden dong. Iya kan, logikanya. Dan Menko yang ada di atas Menteri BUMN mungkin ya," sambungnya.
Ia menegaskan korupsi ini bukan sekadar persoalan perusahaan BUMN, tetapi menyangkut uang rakyat.
"Coba bayangkan, sakitnya kita itu. Kan berarti itu uang rakyat yang diambil. Artinya rakyat itu dikorbankan, mengkonsumsi BBM kualitas rendah, tapi membayar mahal. Kan kurang ujar," tuturnya.
"Jadi korupsi ini bukan korupsi Pertamina lho, ini korupsi rakyat. Gitu lho. Karena, ini kan korupsi uang rakyat langsung bisa ditolak oleh mereka. Kurang ajar. Jahat. Dan yang korban rakyat," sesalnya.
Said meminta pihak berwenang berani membongkar sampai ke aktor yang membekingi Riza Chalid.
"Ini kan (Riza Chalid seperti) bendahara politisi, salah satu bendahara terbesar politisi. Nah, mereka juga was-was kalau dia balik (ke Indonesia dari pelariannya yang kini masih buron)," katanya.
"Jadi banyak sekali yang berkepentingan supaya dia ngilang. Tapi kan, siapa tahu nanti kasusnya, seperti Nazaruddin dulu, kan? Siap-siap," tandasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok

