Breaking Posts

-->
6/trending/recent

Hot Widget

-->
Type Here to Get Search Results !

Bangun Sutoto Tegaskan Kasus Ijazah Jokowi Semakin Jelas, Minta Polisi Fokus pada Fakta

 

Repelita Jakarta - Isu dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Jokowi terus jadi perbincangan dalam beberapa bulan terakhir.

Koordinator Relagama Bergerak, Bangun Sutoto, menilai perkembangan kasus ini semakin terang benderang meski tekanan pada kalangan akademisi masih terjadi.

Ia menggambarkan penelusuran bukti dalam kasus ini seperti merangkai potongan puzzle besar yang kini mulai membentuk gambar utuh berkat kerja para pencari data di lapangan.

Bangun menuturkan bahwa pihak-pihak yang selama ini diduga memanipulasi informasi mulai kewalahan seiring terbongkarnya rekayasa yang mereka bangun.

Menurutnya, rekayasa narasi yang disebar buzzer akhirnya terungkap berkat potongan-potongan data yang berhasil dirakit para peneliti independen.

Ia juga menyoroti sikap Prof Sofian Effendi yang dianggapnya sebagai contoh teladan akademisi sejati.

Bangun menilai, mantan Rektor UGM itu punya rekam jejak yang diakui banyak pihak, sehingga pendapatnya mengenai kasus ini patut dijadikan acuan.

Bagi Bangun, akademisi bekerja berdasarkan data, bukan sekadar asumsi tanpa dasar.

Menurutnya, setiap pendapat akademik harus lahir dari rekam jejak sejarah yang bersumber jelas, bukan dari cerita karangan.

Ia pun menegaskan akademisi wajib bersikap holistik dan utuh, tidak hanya terjebak pada narasi sepihak.

Bangun juga mengingatkan pentingnya uji kebenaran informasi dengan memanfaatkan teknologi.

Baginya, teknologi informasi yang kian maju seharusnya mampu membuat polemik ijazah Jokowi cepat diselesaikan secara terbuka.

Ia berpendapat kerumitan kasus ini justru muncul akibat narasi yang sengaja dipelintir untuk mengaburkan data.

Bangun mengkritik penggunaan logika hukum yang justru dipenuhi narasi tanpa dasar fakta, sehingga hanya menambah kebisingan opini publik.

Ia menilai para penyebar narasi memanfaatkan institusi hukum untuk menguatkan kebohongan.

Menurutnya, perbedaan mendasar antara akademisi dan penyebar narasi adalah cara kerja mereka mengolah informasi.

Akademisi akan terus menelusuri data hingga menemukan fakta baru, sedangkan perekayasa hanya merangkai cerita demi kepentingan tertentu.

Ia pun menilai tekanan yang dialami Prof Sofian sebagai tindakan yang mengancam kebebasan berpikir.

Bangun menyebut tekanan tersebut bentuk nyata penjajahan intelektual yang berbahaya bagi demokrasi.

Ia mengingatkan UGM agar bersikap tegas menjaga kehormatan institusi akademik dengan berpegang pada data.

Baginya, ijazah adalah bukti sah perjalanan akademik seseorang yang harus diuji secara transparan.

Bangun juga mendesak pihak kepolisian bertindak objektif dan memanfaatkan teknologi modern agar penanganan kasus sesuai fakta.

Ia menekankan kepolisian harus konsisten dengan semboyan presisi, bukan sekadar slogan belaka.

Di akhir pernyataannya, Bangun berharap kalangan akademisi dan penegak hukum bisa bekerja sama menjaga keutuhan negara dengan mengungkap kebenaran secara jujur dan terbuka.(*)

Editor: 91224 R-ID Elok

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

-->

Below Post Ad

-->

Ads Bottom

-->
Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved