Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Terpeleset di Bibir Kawah Rinjani, Pendaki Asal Irlandia Terjun 200 Meter dan Selamat Dramatis

 Selamat dari Jurang Maut Gunung Rinjani, Pendaki Irlandia Bagikan Kisah  Menegangkan Saat Terjatuh 200 Meter | Idenesia.co

Repelita Lombok - Seorang wisatawan asal Irlandia bernama Paul Farrell mengalami kecelakaan saat mendaki Gunung Rinjani dan nyaris kehilangan nyawa setelah terjatuh ke dalam jurang sedalam 200 meter.

Pria berusia 32 tahun itu memulai pendakian dari base camp bersama rombongan pendaki internasional dan awalnya merasa percaya diri karena jalur masih tergolong mudah.

Namun, medan semakin berat ketika mendekati puncak.

Pasir halus dan suhu dingin menyulitkan langkah.

Ditambah lagi, Farrell hanya mengenakan sepatu kets biasa yang tidak cocok untuk pendakian ekstrem.

Insiden bermula saat ia berhenti di tepi kawah untuk merapikan sepatu dan mengambil sarung tangan yang terjatuh akibat hembusan angin.

Saat hendak menjangkau sarung tangan, tanah di bawahnya amblas.

Farrell pun terguling ke lereng curam dan nyaris tidak tertolong.

Dalam keadaan panik, ia berusaha mencengkeram batu dan akar untuk menghentikan laju jatuhnya.

Ia akhirnya tertahan oleh sebuah batu besar dan berhasil bertahan dengan luka ringan.

Farrell tetap siaga di lokasi jatuhnya sambil menunggu pertolongan, dalam kondisi kedinginan dan nyaris pingsan.

Salah seorang pendaki asal Prancis yang menyaksikan kejadian tersebut segera turun untuk meminta bantuan.

Tim SAR yang kebetulan tengah berada di area gunung merespons cepat dan memulai proses evakuasi.

Dengan peralatan seadanya dan medan yang sulit, upaya penyelamatan berlangsung selama lima jam.

Akhirnya Farrell berhasil dievakuasi ke tempat aman dengan kondisi selamat.

Ia mengaku sangat bersyukur dan menyadari pentingnya persiapan serta perlengkapan yang layak saat mendaki gunung.

Gunung Rinjani dikenal sebagai salah satu gunung paling populer di Indonesia, namun juga menyimpan bahaya tersembunyi seperti medan labil, kabut tebal, dan minimnya sarana evakuasi darurat.

Kisah Farrell menambah daftar panjang insiden di Rinjani, yang menunjukkan perlunya peningkatan sistem keamanan dan edukasi pendaki.

Farrell mengakui dirinya terbiasa dengan olahraga ekstrem, namun insiden ini membuatnya lebih menghargai batas keselamatan.

Ia menyampaikan pesan bahwa pendakian bukan sekadar soal mencapai puncak, tapi juga bagaimana mempersiapkan diri dan menghormati kekuatan alam. (*)

Editor: 91224 R-ID Elok.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Repelita.net | All Right Reserved