Repelita Jakarta - Roy Suryo kembali menyampaikan keraguannya terhadap keaslian foto lawas yang menunjukkan Presiden ke-7 Indonesia, Jokowi, saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Boyolali tahun 1985.
Sebagai pembanding, Roy mengirimkan dokumentasi masa KKN miliknya yang berlangsung pada 1990 di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah.
"Ini saya kirim untuk pembanding bagaimana foto-foto KKN saya yang asli tahun 1990 di Desa Mojoroto, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah itu," ujar Roy pada Selasa (24/6/2025).
Ia menyindir unggahan foto dari kader PSI, Dian Sandi Utama, yang sebelumnya membagikan potret hitam putih Jokowi saat KKN.
Menurut Roy, fotonya menampilkan aktivitas nyata KKN, tidak sekadar bergaya atau numpang foto.
"Bukan hanya foto nebeng di desa tetangga seperti yang diposting Sandi PSI itu.
Tetapi jelas kegiatan-kegiatan KKN-nya, meski hanya terpaut 5 tahun (1990 vs 1985)," ucapnya.
Roy menilai bahwa foto Jokowi yang dibagikan Dian rawan direkayasa secara digital.
Ia menyoroti sudut pengambilan foto yang tampak dimiringkan, menambah kecurigaan atas keasliannya.
"Kalau ini jelas foto asli, discan secara profesional agar bisa diteliti secara ilmiah," katanya.
Ia juga menyebut bahwa foto yang dibagikan PSI tidak layak dijadikan bukti karena hanya hasil reproduksi seadanya.
"Ini hanya foto reproduksi yang miring, jelek sekali dan tidak bernilai apa-apa," ungkap Roy pada Rabu (18/6/2025).
Ia menyebut unggahan tersebut sebagai bagian dari sandiwara politik untuk menutupi kebohongan sebelumnya.
"Kalau di foto KKN yang diupload kader PSI dikatakan ada Jokowi, maka cerita sandiwara ada mahasiswa berkacamata yang dibonceng naik Vespa ambil gitar dari Solo versi katanya tukang fotokopi tahun 1983 itu bohong besar lagi," ucapnya.
Roy lantas mempertanyakan tokoh mahasiswa berkacamata yang dimaksud dalam narasi tersebut.
"Mana si kacamata yang dimaksud?," tanyanya.
Ia menegaskan bahwa foto tersebut hanya hasil jepretan ponsel terhadap cetakan analog yang diposisikan miring.
"Dari foto analog yang ditaruh miring di atas meja, modus yang sama dengan ijazah Jokowi waktu itu," ujarnya.
Karena itu, Roy enggan melakukan forensik terhadap foto yang dinilai tidak layak diuji.
"Jadi saya senyum saja, karena tidak akan mau melakukan identifikasi foto hasil repro yang tidak simetris tersebut," katanya.
Roy menantang pihak yang yakin akan keaslian foto untuk mengirimkan versi cetak asli dari tahun 1980-an, bukan hanya file digital yang dipotret sembarangan.
"Artinya, kalau memang ada fotonya yang asli analog atau cetakan lama tahun 80-an, boleh suruh dia kirim.
Jangan hanya asal kirim file miring seperti yang diunggah Dian Sandi," tutupnya. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok

