Repelita Jakarta - Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, kembali menarik perhatian publik setelah mengungkap pengalaman pribadinya yang disebut berkaitan dengan polemik ijazah Presiden Joko Widodo.
Dalam sebuah podcast yang ditayangkan kanal YouTube Sentana TV, Roy mengaku mendapat pesan bernada intimidatif dari seseorang yang diyakini sebagai Paiman Raharjo.
Paiman dikenal sebagai akademisi sekaligus mantan Wakil Menteri Desa, serta disebut-sebut memiliki kios percetakan di kawasan Pasar Pramuka.
Dalam tayangan berjudul "Ancam Keluarga Roy Suryo, Ternyata Wakil Menteri Pemilik Kios Pramuka?", Roy menceritakan bahwa pada 6 Mei 2025 ia menerima pesan WhatsApp dari seorang profesor berinisial P dengan nama belakang Raharjo.
Pesan tersebut dinilainya sebagai bentuk tekanan agar ia berhenti mengomentari isu keaslian ijazah Jokowi.
"Pesannya panjang, tapi intinya saya disuruh diam, memikirkan keluarga, bahkan diminta minta maaf. Saya heran, saya salah apa?" ujar Roy dalam siaran tersebut.
Ia mengatakan bahwa sebelumnya memiliki hubungan cukup baik dengan Paiman.
Keduanya bahkan pernah terlibat dalam kegiatan resmi di lingkungan Kemenpora saat Paiman masih menjabat sebagai deputi.
Namun, setelah Roy menyampaikan keraguannya secara terbuka terhadap keabsahan ijazah Jokowi, situasi berubah drastis.
Ia menilai pesan yang dikirim kepadanya tidak hanya berisi nasihat, namun juga tekanan halus yang menyentuh ranah pribadi dan keluarganya.
Salah satu isi pesan yang dibacakan Roy menyebutkan agar ia berhenti membahas isu tersebut demi kedamaian keluarga.
Roy juga mengungkap bahwa informasi soal kepemilikan kios percetakan di Pasar Pramuka berasal dari seorang purnawirawan intelijen TNI AD.
"Saya tidak menyangka, seorang profesor dan mantan pejabat negara disebut punya keterkaitan dengan kios percetakan," ucap Roy dengan nada menyindir.
Meskipun banyak warganet mendesaknya untuk melaporkan kejadian ini ke aparat penegak hukum, Roy menyatakan enggan membawa masalah ini ke jalur pidana.
“Saya bukan tipe yang suka mempidanakan orang. Tapi publik berhak tahu,” tegasnya.(*)
Editor: 91224 R-ID Elok
