Repelita Gaza - Penyergapan yang menewaskan tujuh tentara Israel oleh pejuang Palestina di Khan Yunis kembali mengguncang politik dalam negeri Israel.
Para menteri Israel mengakui bahwa operasi militer mereka di Jalur Gaza telah menemui jalan buntu dan tidak menghasilkan kemajuan yang berarti di lapangan.
Channel 12 melaporkan bahwa tiga menteri kabinet mengakui perang hanya menghasilkan dampak teoretis tanpa hasil konkret.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan agar pemerintah mencapai kesepakatan yang dapat menghentikan pertempuran dan membebaskan para tahanan Israel.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menggelar konsultasi keamanan dengan tim terbatas membahas situasi militer di Gaza dan kemungkinan langkah selanjutnya.
Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut insiden terbunuhnya tujuh tentara sebagai hari yang sangat berat.
Sementara itu, Komite Keluarga Tahanan Israel mempertanyakan kelanjutan perang yang tanpa arah dan menuntut keberanian politik untuk segera menyepakati penghentian perang serta pembebasan tawanan.
Mereka menilai bahwa gencatan senjata dengan Iran seharusnya mencakup Jalur Gaza sebagai bagian dari solusi yang komprehensif.
Presiden AS Donald Trump menyebut ada kemajuan signifikan menuju kesepakatan di Gaza, menyusul serangan besar-besaran terhadap Iran.
Trump mengungkapkan bahwa utusannya Steve Witkoff telah memberikan laporan positif mengenai negosiasi yang sedang berlangsung.
Namun Hamas menyatakan bahwa kegagalan mencapai kesepakatan merupakan tanggung jawab penuh Netanyahu dan pemerintahannya.
Menurut Hamas, Israel masih gagal mematahkan semangat rakyat Palestina dan kekuatan perlawanan di Gaza.
Gerakan ini menegaskan bahwa pihaknya terbuka terhadap kesepakatan yang menjamin penghentian permanen serangan dan penarikan total pasukan pendudukan.
Dalam pernyataan resminya, Hamas menyebut operasi yang dilakukan Brigade Qassam dan Brigade Al-Quds membuktikan ketangguhan serta inisiatif dari pejuang Palestina.
Taher al-Nunu, penasihat politik Hamas, menyatakan bahwa tidak ada sinyal positif dari pihak Israel sejauh ini, dan pihaknya tidak akan menyetujui kesepakatan tanpa syarat yang jelas.
Empat syarat tersebut meliputi penghentian permusuhan sepenuhnya, penarikan penuh pasukan Israel, rekonstruksi Gaza, serta pertukaran tahanan.
Al-Nunu menambahkan bahwa pernyataan dari Trump seharusnya dibuktikan dengan tindakan konkret, bukan hanya retorika.
Hamas menilai AS memiliki kekuatan untuk menghentikan agresi Israel jika memang berniat serius.
Hingga kini, Netanyahu tetap menolak usulan yang memberi peran Hamas di masa depan Gaza dan menuntut perlucutan senjata.
Posisinya mendapat tekanan besar dari masyarakat Israel, terutama keluarga tawanan dan kelompok oposisi, yang menuduh Netanyahu sengaja memperpanjang perang demi kepentingan politiknya sendiri.
Sejak 7 Oktober 2023, agresi militer Israel di Gaza telah menewaskan atau melukai hampir 188.000 warga Palestina, membuat ratusan ribu orang mengungsi, serta memperparah bencana kelaparan di wilayah tersebut. (*)
Editor: 91224 R-ID Elok